Dua Vihara Saling Klaim, Cap Go Meh Disimpang Jalan

Mencermati kirab budaya Cap Go Meh, Oji menilai, sebenarnya langkah baik. Barongsai Bandung atau Jawa Barat memiliki prestasi juara 5 tingkat dunia. Dengan demikian, warga Bandung dapat saksikan tampilan kelompok Barongsai bermutu.

”Secara pribadi saya katakan, pemkot jangan mudah diintimidasi kelompok tertentu,” tandas Oji.

Sementara itu, Sekretaris Komisi D, Agus Gunawan berpendapat lain. Menurut dia, siapa yang siap dan penuhi persyaratan, silahkan gelar kirab budaya sesuai agenda Disbudpar kegiatan itu dapat menarik wisatawan. ”Cap Go Meh harus dilaksanakan dan siapa penyelenggara penuhi prosedur. Disbudpar tegas saja,” ujar Agus.

”Kekonsistenan pimpinan Pemkot Bandung jangan mau diintimidasi kelompok tertentu. Pokoknya semua pihak konsisten, terutama Pemkot,” kata Gagan Hermawan, anggota Komisi D dari Hanura.

Sedangkan anggota Komisi D dari Nasdem, Asep Sudrajat menyayangkan, rakor berlangsung hanya sepihak. ”Yang datang harusnya dua pihak yang bersengketa yaitu Budi Hartono dan Indra Kusnadi,” sebut pria yang biasa disapa Upep.

Sementara itu, anggota Komisi D dari Fraksi Golkar asal PPP Yusuf Supardi mengatakan, permintaan pemkot harus bertanggungjawab terhadap rekomendasi yang dikeluarkan.

”Saya memahami kegundahan Vihara Giri Meeta. Sebab, Cap Go Meh tidak bisa dipungkiri terkait erat dengan agama orang Tionghoa. Yang paling penting manfaatnya buat masyarakat. Maka, jangan ada pilih kasih. Disbudpar harus selesaikan dulu komflik internal itu,” tukas Yusuf.

Dia menegaskan, penyelesaian dapat ditempuh melalui musyawarah. ”Bila tidak bisa, jangan ada kegiatan. Ada sesuatu jangan pernah salahkan dewan,” pungkas Yusuf. (edy/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan