bandungekspres.co.id – Kanker Payudara menempati urutan pertama penyakit kanker di Indonesia, penyakit kanker payudara ini terbanyak diderita oleh kaum wanita berusia 35 sampai 45 tahun.
Salah seorang narasumber dr. Yusuf Heriady spb(K)Onk, dari Fakultas Kedokteran Unisba mengatakan, penderita kanker yang masih dalam Stadium dini masih dapat disembuhkan.
”Sebagian besar (80 persen) benjolan pada payudara adalah tumor jinak . Gejala kanker payudara ditandai dengan benjolan dan keluar cairan dari puting, atau luka yang tidak sembuh,” jelasya dalam seminar ’Deteksi Dini Kanker’ di Aula RS Dustira Cimahi, kemarin.
Menurit Yusuf, faktor penyebab kanker payudara bisa dikarenakan secara genetic, yakni keluarga yang mempunyai riwayat kanker payudara atau kanker jenis lain. ”Para wanita yang dietnya tinggi , banyak lemak dan wanita yang gemuk beresiko untuk terjangkit kanker. Ada 3 jenis terapinya . Yaitu, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Pemilihan terapi tergantung stadium dan jenis kanker yang dideritanya,” tuturnya.
Mereka yang menderita kanker, dikatakan dia tidak boleh melakukan hal-hal seperti, menekan benjolan pada payudara. Serta, memijit, menusuk, dan menariknya. ”Hanya tumornya saja diangkat saat operasi. Penderita kanker payudara juga tidak mengenal adanya pengobatan alternative,” katanya.
Sedangkan Wali Kota Cimahi Atty Suharti mengunkapkan, penelitian tentang penyakit tidak menular menunjukkan, lebih dari sepertiga kanker bisa dicegah lewat perubahan pola hidup. Untuk itulah, pemerintah mendorong setiap orang untuk menurunkan risiko kanker dengan melakukan langkah sederhana seperti, berhenti merokok, mengurangi asupan daging merah serta rutin berolahraga, dan mengurangi asupan alkohol.
Atty pun menyampaikan seminar ini merupakan upaya dan usaha untuk saling mengingatkan agar semua orang memiliki kemampuan untuk dapat menghindari dan mengobati penyakit kanker . Pasalnya, kanker merupakan epidemi yang terjadi diseluruh belahan dunia.
”Kegiatan ini harus memotivasi kita semua untuk bisa mencegah kanker secara bersama dengan kegiatan diawali dari deteksi dini, vaksinasi, menjaga pola hidup, serta pengendalian tembakau,” ujar Atty . (bun/asp)