Bagai Serigala Rindukan Bulan

”Saya tak mau berdiskusi mengenai kualitas fisik anak buah. Karena saya tak ingin membuat pemain aya berpikir jika mereka memang kalah secara fisik dari lawannya,” ucap pelatih berkepala plontos itu.

Strategi Spalletti 4-3-3 dengan menempatkan Diego Perotti sebagai false nine membuat Mohamed Salah dan Stephan El Shaarawy bermain melebar.

Alhasil Salah yang beroperasi di sisi kanan pun sering berjibaku adu cepat dan lincah dengan bek kiri Real Marcelo.

Akan tetapi pria berusia 56 tahun itu tak putus asa dengan kekalahan dua gol di Olimpico. Berkaca dari histori sepuluh kekalahan Real di Santiago Bernabeu, Roma pernah melakukannya.

Tak hanya sekali, dua kali Serigala Roma itu pernah mencoreng wajah Real di kandangnya yang terkenal keramat. Pertama pada 16 besar Liga Champions 2007/2008 lalu.

Roma menang 2-1 di Olimpico pada first leg, lalu kembali menang dengan skor yang sama di Santiago Bernabeu pada second leg. Dan ketika itu, Spalletti adalah nahkoda Roma. Jadi, kalau sampai menang kejadiannya benar-benar seperti de javu.

Kemenangan kedua Roma di Bernabeu terjadi pada 2002/2003 di fase grup. Francesco Totti dkk menang 1-0 di kandang Real.

Sementara itu, entrenador Real Zinedine Zidane memuji anak buahnya. Buat Zidane ketika di babak pertama Sergio Ramos dkk dalam tekanan tuan rumah, mereka tetap tenang.

”Kami sangat senang dengan hasil kemenangan ini. Dari awal saya sudah memprediksi pertemuan melawan Roma ini akan menjadi pertandingan yang keras,” ucap Zidane seperti diberitakan UEFA.

Menuju leg kedua di Bernabeu paa 8 Maret mendatang, meski dengan bermain imbang tanpa gol Real sudah lolos, legenda timnas Prancis tak menginginkan hasil itu.

Zidane tahu benar, bagaimana klub-klub Italia bisa menjadi duri buat perjalanan timnya. Bapak empat anak itu pernah merasakan atmosfer Serie A bersama Juventus selama lima musim. Dari 1996 sampai 2001 sebelum pindah ke Real. (dra/asp)

Tinggalkan Balasan