[tie_list type=”minus”]Gubernur Pantau Pasar Cihaurgeulis[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Harga daging sapi yang terus meroket membuat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama Komisi Pengawasan Persaingan Usaha pantau sejumlah harga komoditi daging ayam dan daging sapi di Pasar Cihaurgeulis, kemarin.
Pantauan ini perlu karena melonjak drastisnya harga daging sapi pasca kebijakan penerapan Pajak Pertambahan Nilai 10 persen untuk sapi impor. ’’Kedatangan kami lebih mengecek harga, namun alhamdulillah untuk daging sapi sudah turun, begitu juga harga daging ayam, yang awalnya Rp 40.000/kilogram sekarang sudah Rp 36.000/kilogram sampai Rp 39.000/kilogram, akan tetapi harga demikian belum bisa dikatakan stabil,” tukas Heryawan.
Untuk harga daging sapi ketika ada penetapan PPN 10 persen bisa mencapai Rp 140.000/kg hingga Rp 150.000/kg, setelah dicabut, harga daging turun ke kisaran harga Rp 120.000/kg. ’’Kami coba untuk mengetahui apa penyebab kenaikan harga ini, pasalnya kenaikan harga dimulai dari sebelum tahun baru lalu,” ujarnya.
Dirinya tak menepis, kenaikan harga daging sapi disebabkan adanya kebijakan PPN 10 persen untuk sapi impor, yang menimbulkan gejolak. Namun setelah pemerintah revisi dan cabut kebijakan tersebut, harga daging sapi kembali normal.
’’Yang jelas pencabutan PPN berdampak ke masyarakat, memang belum sepenuhnya normal, tapi berangsur-angsur. Ya, dua atau tiga hari lagi normal. Yang jelas semua pihak harus mengawasi,” imbaunya.
Heryawan menuturkan, pihaknya bakal terus lakukan pengontrolan secara rutin dan menghindari adanya praktek penimbunan komoditi tersebut. Tak hanya itu, dirinya juga tak ingin ada kecurangan dalam proses distribusi, meskipun harga belum kembali ke semula.
’’Harga semula untuk daging ayam hanya berkisar Rp 34.000/kg, bahkan sempat mencapai Rp 29.000/kg. tentunya ini adalah kisaran harga paling tinggi untuk Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Tapi di Tasikmalaya atau Ciamis sebagai sentra penghasil ayam, harganya pasti lebih rendah,” klaimnya.
Dalam rangka mengetahui apa penyebab kenaikan harga ini, Heryawan menyerahkan seluruhnya kepada KPPU agar temukan kebijakan baru. Namun dirinya menekankan kebijakan tersebut harus berpihak kepada pedagang, peternak, juga pembeli.