Ekonomi Kebal Teror

Bagi para pelaku usaha, hal itu harusnya dilihat sebagai sebuah peluang untuk bersinergi bersama pemerintah untuk membangun infrastruktur yang dapat menanggulangi masalah kemacetan.

”Kalau macet itu kan tidak berarti kita harus marah dalam kemacetan. Tentu kita harus melihat bahwa dalam kemacetan itu kita butuh jalan tol yang banyak,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Wapres juga sempat menyinggung soal tingginya suku bunga acuan yang ada di Indonesia. Meski, dia juga mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang baru-baru ini memutuskan untuk menurunkan BI rate dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen. ”Kita harapkan bulan depan turun lagi, turun lagi,” imbuhnya.

Tak berhenti disitu, dia juga meminta kepada sektor perbankan agar melakukan transmisi dengan ikut memangkas tingkat suku bunga masing-masing usai keputusan BI menurunkan suku bunga.

”Bunga seimbang bagus. Kita tidak mengapresiasi bank yang bunganya tinggi. Kita apresiasi bank dengan pertumbuhan baik dan memberikan efisiensi yang besar,” tuturnya.

Kalla berujar bahwa rezim suku bunga tinggi merupakan sentimen yang negatif. Sebab, dengan tingginya suku bunga maka minat masyarakat untuk berwirausaha akan hilang. Karena itu pula, dia menyinggung agar Otoritas Jasa Keuangan ikut turut campur terlibat dalam mengubah mindset soal suku bunga. ”Saya katakan, berapapun OJK kampanye memperbesar pasar modal, tidak akan jalan selama bunga deposito tinggi. Akibatnya 65 persen pasar modal kita dikuasai asing, ini membahayakan bangsa,” tuturnya.

Di tempat sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad memberikan masterplan pengembangan industri keuangan nasional dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Muliaman merinci, ada tiga pilar penting yang harus dikokohkan untuk perkembangan sektor jasa keuangan dalam perannya kepada pembangunan ekonomi.

Pertama, peran sektor jasa keuangan akan diotimalkan dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, stabilitas sistem keuangan harus dijaga sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Ketiga peran sektor jasa keuangan akan diarahkan untuk mendorong terwujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan.

Harapan dan optimisme juga datang dari pelaku usaha. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani mengharapkan ledakan terjadi tak menggoyahkan minat investasi pada penanaman modal di Indonesia. (dee/ken/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan