bandungekspres.co.id– Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta pemerintah memantau masuknya daging asal India. Meski tidak ada data resmi terkait dengan importasi daging India di dalam negeri, Pemerintah Negeri Gangga itu memiliki data mengenai ekspor daging ke Indonesia.
Ketua Umum PPSKI Teguh Boediyana menyatakan, terkait dengan masuknya daging impor dari India, pihaknya sudah mengirimkan surat permohonan kepada Kementerian Pertanian supaya hal tersebut ditelusuri lebih lanjut. Sebab, hingga sekarang, India belum dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku.
”Berdasar data resmi yang kami peroleh, India mengekspor daging ke Indonesia. Misalnya, pada 2010-2013, ada 812 ton. Kemudian, pada 2014 ada 84 ton yang masuk. Daging India itu masuk lewat jalur ilegal. Kami sudah masukkan surat permohonan tersebut beberapa waktu lalu,” ungkapnya kemarin.
Dari sisi pasar dalam negeri, dampak masuknya daging India belum signifikan. Sebab, volumenya relatif rendah. Menurut dia, daging India baru mengancam daging lokal dari segi jumlah yang relatif besar. ”Sejauh ini belum sampai mendistorsi harga daging sapi lokal. Tapi, kalau persoalan harga, faktornya beragam. Salah satunya, kalkulasi angka yang tetap antara suplai dan demand,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif menuturkan, daging sapi impor juga dijumpai di Jatim. Dia menyebutkan, harga daging sapi impor yang berkualitas bagus mencapai Rp 87.000 per kg, sedangkan di bawah itu bisa Rp 40.000 per kg. ”Tidak hanya daging beku impor dari Australia, tapi juga ada indikasi masuknya daging dari India,” katanya. Menurut dia, daging impor masih bisa masuk ke Jatim karena tidak langsung dari luar negeri, melainkan dari wilayah lain seperti Jakarta. (res/c20/oki/rie)