[tie_list type=”minus”]Enggan Seperti Kacang Lupa Pada Kulitnya[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman soan ke Umuh Muchtar di Gang Desa, Jalan Kiaracondong, Kota Bandung, kemarin (12/1). Djanur -sapaan Djadjang Nurdjaman- ke meminta restu kepada Umuh jelang keberangkatan ke Italia.
Pertemuan itu sendiri, menurut Djanur, tak ubahnya mendatangi sosok ”orangtua”. Terlebih, bagi Djanur, jasa pria karib disapa Pak Haji itu sangat besar bagi dia dan Persib. Salah satunya, mempertahankan dirinya sebagai pelatih Persib pada musim 2012 lalu.
”Jujur saya datang ke Persib berkat rekomendasi pak haji (Umuh) ke manajemen. Makanya saat saya harus pergi, saya harus pamit pada orang tua yang mempunyai kedekatan luar biasa dengan bersama-sama membangun tim ini,” papar Djanur kemarin.
Untuk diketahui, keberangkatan Djanur merupakan wujud kerja sama antara Persib dan Inter yang dimulai sejak Januari 2016. Ikatan antara kedua klub telah dikonfirmasi oleh Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Glenn Sugita. Djanur akan menjalani program kepelatihan dengan Intermilan, yang difokuskan untuk menangani pemain usia muda.
”Keputusan ini diambil oleh manajemen untuk menyekolahkan saya dan harapannya bisa bagus untuk Persib, semoga bisa berjalan lancar,” harap Djanur.
Menyikapi hal itu, Djanur ogah seperti kacang lupa kulitnya, artinya dia tak mau melupakan Umuh, sebagai sosok penting di balik banyaknya prestasi yang dia raih bersama Persib.
Ya, Djanur adalah pelatih yang mampu memboyong trofi Indonesia Super League (ISL) kembali ke Ranah Pasundan. Bagaimana tidak, sebelum ditukangi Djanur tim kebangaan bobotoh ini puasa gelar sekira 19 tahun.
Dikabarkan, Djanur harus sudah berada di Jakarta pada Selasa (12/1) sore, mengingat keesokan harinya mesti melakukan jumpa pers di Jakarta. Sebelum berangkat, Djanur sampaikan mendapat wejangan dari Umuh agar proses kepelatihan di Itali bisa berjalan lancar.
”Hanya wejangan saja, menurut dia (Umuh) ini kesempatan buat saya untuk menimba ilmu. Saya juga harus dengar wejangan dia,” sahutnya.
Rencananya, pelatih asal Majalengka ini bakal menimba ilmu selama satu tahun. Berat memang meninggalkan tim yang sedang terkena imbas ketidakjelasan sepak bola di Indonesia.