bandungekspres.co.id– Sedikitnya 13 ribu ton cadangan beras dimiliki Bulog Sub Drive Subang. Dari jumlah tersebut, 100 ton diantaranya disiapkan untuk menghadapi bencana banjir yang setiap tahun terjadi di wilayah utara Kabupaten Subang.
Kepala Sub Divre Bulog Subang, Dedi mengatakan, cadangan beras yang dimiliki lembaganya saat ini bisa mencukupi kebutuhan selama tiga bulan kedepan. Cadangan beras tersebut sudah termasuk beras raksin dan beras cadangan pemerintah. ”Jika 100 ton masih kurang untuk membantu korban banjir, kami akan meminta bantuan ke provinsi. Intinya Bulog siap membantu korban bencana,” ujar Dedi.
Dijelaskan Dedi, untuk memenuhi kebutuhan beras, pihaknya sudah lama bersinergis dengan PT Shangyang Sri untuk meningkatkan produksi beras. ”Namun saat ini belum terealisiasi, karena terkendala harga bibit. Sehingga untuk pengadaan ke Bulog saat ini masih belum ada realisasi,” tandasnya.
Baca Juga:Macan Siliwangi Siap Berikan Wawasan KebangsaanDisdik Bangun 5 SMK Boarding Berbasis Pesantren di 2016
Sementara itu Staf Bantuan Bencana Dinsos Subang, Asep Gunawan mengatakan, pihaknya sudah siap mengantispasi bencana alam, seperti kesiapan logistik mulai dari pakaian, makanan dan lainnya. Sebelumnya, Camat Ciasem, Dadang Darmawan menyatakan sudah melaksanakan rapat koordinasi (rakor) siaga bencana. Kegiatan tersebut diantaranya membahas kesiapan menghadapi bencana banjir di wilayah Ciasem.
Menurut Dadang, meski banjir belum terjadi, tetapi program dan perencanaan tekhnis penanggulangannya perlu dibahas. Sehingga bila terjadi bencana banjir, semua warga sudah siap dan siaga penuh.
Tak hanya itu, dalam rakor juga mulai dilakukan pemetaan potensi desa dan titik rawan banjir, pembagian tugas penanggulangan bencana banjir, hingga pembentukan Satlak bencana banjir. Pihaknya mencatat, terdapat 9 desa yang masuk daerah rawan banjir. Dua diantaranya masuk kategori parah, yakni Desa Ciasem Tengah dan Ciasem Hilir. Kedua desa itu langsung berbatasan dengan Sungai Ciasem.
Sementara kategori titik rawan sedang atau lumayan parah, yaitu Desa Dukuh dan Desa Jatibaru. Sedangkan untuk tiga desa lainnya, yaitu Ciasem Baru, Sukamandijaya dan Pinangsari hanya satu dusun saja yang masuk kategori rawan banjir. Sementara untuk Desa Ciasem Girang dan Sukahaji bencana banjir hanya selintas saja.
”Kita harapkan, saat timbul bencana banjir nanti, semua komponen dan stake holder bisa melakukan dan melaksanakan tugas sesuai dengan tufoksinya. Pihak kepolisian dan Koramil juga akan terlibat langsung di lapangan,” pungkas Dadang. (ygo/dan/din/jpnn/fik)
