Buktikan Cinta dengan Mengabdi di Paviliun Indonesia

Tidak disangka, teman baiknya tersebut berkhianat. Melalui proses hukum, dilakukan berbagai cara agar kepemilikan restoran bisa lepas dari tangan Ayun pada 2006. Dan berhasil. Tidak terima, Ayun menggugat ke pengadilan.

Upaya hukum gagal. Restoran itu tetap jatuh ke tangan temannya tersebut. Ayun tetap tidak terima. Namun, tidak ada upaya lain selain menjadi seseorang yang murung dan kehilangan semangat. Selama beberapa bulan dia seperti kehilangan gairah.

Bersama anak-anaknya, Mei Ling akhirnya bersepakat untuk ’’membangunkan’’ kembali Ayun. Peran anaknya dirasa besar di situ karena bisa melakukan pendekatan lebih daripada Mei Ling sendiri.

Berhasil. Ayun kembali ke dirinya dan kembali bersemangat menjalankan peran sebagai pemilik empat restoran Indonesia paling ternama di Belanda itu. Sekaligus kembali menjadi ayah bagi empat anak dan suami bagi Mei Ling. ’’Aku buktikan ke semua, aku punya modal kerja keras. Harga diri aku itu dari keringat aku.’’

Baru saja tahun lalu Ayun sekeluarga berhasil membeli rumah sendiri di Belanda. Ayun sebelumnya juga sempat berinvestasi membeli rumah di Indonesia pada sekitar akhir 1990. ’’Baru beli rumah di Belanda tahun lalu karena sebelumnya uangnya saya pikir lebih baik untuk investasi dari satu usaha ke usaha lainnya. Supaya tambah besar dulu,’’ jelas Ayun.

Perkembangan karir dan bisnis Ayun terbilang cepat karena dirinya memiliki bakat besar di bidang makanan. Melihat sekilas saja cara memasak sebuah masakan, dia mengaku bisa langsung memahami. ’’Mungkin apa yang saya lihat sejak kecil itu menempel terus ya. Ayah saya dulu kan punya restoran. Terutama di kapal naik haji,’’ kenangnya.

Keempat restoran yang dibangun Ayun tidak hanya melayani pesanan di lokasi. Beberapa kliennya juga terbilang besar, antara lain maskapai KLM dan Garuda Indonesia, untuk setiap acara di Belanda. Pengunjungnya pun terbilang ramai. Rata-rata omzetnya 1 juta euro (sekitar Rp 14,7 miliar) per tahun per restoran.

Untuk membuktikan kecintaan mereka pada Indonesia, Ayun dan Mei Ling enam bulan mengabdi di paviliun Indonesia dalam ajang WEM 2015 yang berakhir Oktober lalu. Selama kurun waktu itu, mereka bergantian bolak-balik ke Amsterdam untuk mengawasi bisnis.

Tinggalkan Balasan