Proses Harus Cepat, Tiap 5 Meter Ganti Orang

Saat ini di gudang penyimpanan PTLR Batan Serpong sudah ada 1.027 tabung berkapasitas 200 liter yang di dalamnya terdapat limbah nuklir. Karena sudah dilapisi beton semen, radiasi yang keluar tidak lagi mengganggu kesehatan. Sayogo sempat mengajak berkeliling ke gudang penyimpanan untuk melihat olahan akhir PTLR Batan Serpong.

Bekerja di bagian yang rentan terkena paparan radiasi nuklir, Sayogo awalnya memang sempat khawatir. Apalagi ketika awal-awal bekerja di Batan dia ditempatkan di kantor Batan Jogjakarta. Dia mengungkapkan, kantor Batan Jogjakarta berfokus meneliti dan menciptakan produk-produk berbasis nuklir. ”Saya sama sekali blank saat masuk ke PTLR 25 tahun silam,” kenangnya.

Namun, lama-kelamaan Sayogo terbiasa. Pria yang terlibat dalam desain pembangunan unit pengolahan limbah nuklir itu juga didukung keluarga. Dia menyatakan, istri dan anak-anaknya tidak pernah takut terkena paparan nuklir. Sayogo menegaskan bahwa nuklir aman selama dikelola dengan benar.

Khusus untuk pengelolaan limbah nuklir, skemanya hanya dua. Industri penghasil limbah menyerahkan ke PTLR Batan Serpong atau diekspor balik ke negara produsennya. Besaran tarif pengelolaan limbah radioaktif di PTLR Batan Serpong bervariasi. Mulai Rp 3.500 per liter hingga Rp 15,5 juta per buah untuk kategori limbah radiasi tertentu. (*/c5/nw/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan