SUKSESNYA Persib Bandung ke babak semifinal Piala Presiden rupanya harus dibayar mahal. Mereka harus rela mendapatkan denda dari promotor turnamen, Mahaka Sports & Entertianment sejumlah Rp 15 juta. Ini karena cerawat atau flare dinyalakan Bobotoh di tengah pertandingan.
Hasani Abdulgani, CEO Mahaka menyebutkan bahwa timnya terus berusaha melakukan perbaikan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. ”Tetapi sesuai regulasi mereka harus didenda Rp 15 juta,” katanya kepada Jawa Pos (Grup Bandung Ekspres) kemarin (27/9).
Berdasar hal tersebut, Hasani akan memotong sisa kontribusi match fee yang belum diterima Persib. ”Karena itu, kami akan memaksimalkan sisa komersial yang belum mereka terima,” lanjut Hasani.
Selain itu, skuad Persib juga harus membayar denda enam kartu kuning dan sebuah kartu merah buat Ilija Spasojevic. Jika dijumlah sekitar Rp 17 juta harus dibayarkan manajemen Persib. Rinciannya, Rp 5 Juta untuk satu kartu merah, selanjutnya Rp 2 juta untuk kartu kuning.
Hukuman tersebut secara teknis bisa mengganggu kondisi persiapan mereka sebelum semifinal leg pertama pada 3 dan 4 Oktober 2015 akhir pekan ini. Umuh Muhtar, manajer Persib menyatakan kepada Jawa Pos bahwa dirinya lebih mementingkan kesiapan timnya ketimbang hanya pusing masalah denda. ”Sebenarnya kalau flare kemarin itu kan setelah pertandingan,” ucapnya.
Namun begitu, Umuh menekankan kepada supporter Persib untuk terus mendukung timnya walaupun denda sudah diterima. ”Yang penting bagi kami adalah hiburan dan tren juara yang kami jalankan saat ini, berbagai upaya tentu kami jalankan,” pungkasnya.
Sementara itu, selain Persib Bandung, hal yang sama juga akan diterima PSM Makassar. Suporter mereka memperlihatkan kerusuhan yang diawali pembakaran flare. Lebih parah, suporter PSM harus bentrok dengan petugas kepolisian. (nap/asp)