[tie_list type=”minus”]Dortmund 3 vs Leverkusen 0[/tie_list]
DORTMUND – Sinyal kuning alias sinyal peringatan bagi Borussia Dortmund? Mungkin itu sudah terjadi sepanjang musim lalu. Tidak untuk Bundesliga musim ini. Dortmund di awal-awal musim ini malah sudah memberi sinyal peringatan kepada klub-klub rivalnya dalam perebutan gelar juara.
Menyapu bersih lima laga perdana Bundesliga dengan kemenangan menjadi ancamannya. Victory kelima didapatnya saat menjalani bentrok dengan sesama klub Westphalia, Bayer Leverkusen di Signal Iduna, Dortmund, Senin dini hari kemarin WIB (21/9). Dortmund menggilas Leverkusen tiga gol tanpa balas.
Opta mencatat, lima kemenangan dalam lima laga perdana Bundesliga ini plus mencetak 18 gol sebagai start terbaik sepanjang sejarah klub yang berusia 105 tahun itu. Statistik itu lebih baik dari dua musim lalu kala menjadi runner up Bundesliga. Kala itu, lima kali kemenangan di awal musim hanya berbonus 15 gol.
Selain itu, di bawah asuhan Thomas Tuchel sudah 11 kemenangan beruntun didapatkan di segala ajang. Mulai dari Bundesliga, DFB Pokal, dan Europa League. Catatan 11 kali kemenangan itu menjadi rekor klub. Di papan klasemen Bundesliga hingga Spieltag 5, Dortmund bersaing ketat dengan Bayern Muenchen, poinnya sama-sama 15.
Dalam situs resmi klub, Tuchel menyebut setiap laga selalu penting maknanya bagi tim asuhannya. Baik itu melawan klub kecil, ataupun klub sebesar Bayern sekalipun. ”Kami tidak boleh melewatkan satu pun kesempatan yang harusnya bisa kami lakukan,” ujarnya.
Seperti yang dilakukan melawan Leverkusen kemarin. Terlepas dari revans atau gengsi sesama klub tepian sungai Ruhr, Dortmund bisa saja meremehkan Leverkusen yang 12 strip gap di bawahnya. Namun yang terjadi sebaliknya. Dortmund tampil dengan skuad terbaiknya.
Ada langganan starter seperti Pierre-Emerick Aubameyang, Shinji Kagawa, Heinrikh Mkhitaryan, Ilkay Guendogan, Jonas Hofmann ataupun bek Mats Hummels. Hofmann, Aubameyang, dan Kagawa menjadi pembeda dalam laga itu masing-masing pada menit ke-19, 58 dan 74.
Hofmann secara terpisah menganggap satu demi satu victory ini untuk merealisasikan mimpi fansnya akan juara. Seperti yang pernah mereka lakukan musim 2011-2012 silam di tangan Juergen Klopp.”Nyanyian juara sudah sering kami dengar dari fans di tribun, makanya saya rasa ini waktu yang tepat untuk menjawabnya,” ungkap Hofmann.