Seribu Alhamdulillah dan Membuat Satu Langkah

Sang menteri ternyata punya jawaban yang dia anggap logis. Indonesia akan banyak punya uang. Dari mana? Dari pajak. Pemerintah akan menaikkan pajak. Termasuk pajak properti. Dan akan mengejar pajak-pajak lainnya.

Para fund manager langsung membaca sebaliknya. Ekonomi Indonesia pasti akan memburuk. Perburuan pajak yang dilakukan di saat ekonomi suram bukanlah berita baik. Akibatnta banyak menu stimulus ekononi terasa hambar. Stimulus kemudahan orang asing bisa membeli properti di Indonesia, misalnya, hanya akan seperti upaya menyegarkan ikan goreng yang sudah terlanjur gosong.

Seorang pengusaha dari Semarang membuktikan kekhawatiran para fund manager dari seluruh dunia itu. Saya lagi sarapan dengan dia di hotel Tentrem Jogja Sabtu lalu. Sebelum saya ke Singapura. Dia menceritakan ketakutan teman-temannya yang akan membeli properti. Kenapa? Sebab diusut dari mana asal uang untuk membeli properti itu. Harus bisa membuktikannya. Kalau tidak, uang untuk beli rumah itu harus dipotong 30 persen sebagai pajaknya.

Sebetulnya, menurut pendapat saya, langkah keras seperti itu bagus. Dan harus dilakukan. Hanya saja kok kebetulan kekerasan itu dilakukan di saat yang situasinya kurang pas.

Akibatnya para pemilik uang memilih menukarkan uang mereka ke dolar. Lalu menyimpannya dalam bentuk dolar. Ini membuat rupiah kita kian tidak dipercaya. Dan membuat properti hancur. Termasuk bisnis turunannya. Termasuk lapangan kerjanya. Tukang-tukang batunya.

Minggu lalu, kata mereka, fund manager yang sama kumpul lagi di Hongkong. Mereka memang berkumpul setahun dua kali. Indonesia kembali menjadi salah satu yang dibahas. Mereka tetap ingin Indonesia maju. Agar bisnis mereka juga maju. ”Nama Anda banyak disebut di forum itu,” ujar seorang fund manager kepada saya. ”Sebagai contoh ketidakpastian,” tambahnya.

Tapi mereka juga melihat akhir-akhir ini situasi Indonesia sedikit membaik. Tentu dengan harapan bisa lebih baik lagi. Indonesia, kata mereka, bisa tumbuh 4,5 persen.

Saya sepenuhnya setuju dengan kesimpulan itu. Situasi membaik. Dan bisa tumbuh 4,5 persen.

Menurut saya, bisa tumbuh 4,5 persen itu sudah bagus. Bagus sekali. Jangan malu. Toh dunia memang lagi sakit. Bisa tumbuh 4,5 persen harus kita terima dengan gembira. Harus kita syukuri. Kalau perlu dengan membaca alhamdulillah 1.000 kali.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan