[tie_list type=”minus”]Target Selesaikan 600 Unit di 2016[/tie_list]
BANDUNG – Di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, PT Pindad (Persero) mengenalkan alat berat Excava 200. Itu merupakan produk pertama PT Pindad non-alutsista. Secara resmi, Excava 200 atau ekskavator kelas 20 ton tersebut diperkenalkan langsung di hadapan Menteri Pertahanan Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu, Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di PT Pindad Jalan Gatot Soebroto kemarin (11/9).
Proyek ambisius dalam negeri tersebut dikatakan Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmi Karim langsung mendapatkan tantangan dari sejumlah pihak. Salah satunya dari kementerian PU dan Perumahan Rakyat dengan memesan sebanyak 500 unit. Ditambah lagi 100 unit untuk kementerian BUMN se-Indonesia.
”Sebanyak 600 unit tersebut harus selesai pada 2016. Untuk pengerjaan akan mulai pada Februari,” kata Silmy usai pengenalan Excava 200 kemarin.
Dia mengatakan, investasi yang digelontorkan untuk pembuatan Excava 200 tersebut Rp 300 miliar. Nilai tersebut untuk mereduksi 600 unit Excava dengan nilai total keseluruhan mencapai Rp 800 miliar. ”Sementara memang kontrak 500 unit dari kementerian Perumahan dan 100 unit untuk kementerian BUMN. Total target khusus dari Kementerian Perumahan itu sebanyak 1000 unit,” papar Silmy.
Dia memaparkan, target dari pemasaran alat berat tersebut untuk sementara masih menyasar pemerintahan, pertahanan dan BUMN. Ke depan, kata dia, proyeksi dievaluasi kembali sesuai dengan kemampuan. Terlebih lagi, unit alat berat yang dihargai Rp 1,3 miliar per unit tersebut sudah menggunakan sebanyak 60 persen komponen lokal. Yang hingga saat ini masih menjadi halangan dipengruhi faktor mesin.
”Untuk asembly (perakitan) kita tidak ada masalah. Soal mesin kita bisa antisipasi dari beberapa pabrikan,” katanya.
Hanya saja, Silmy menekankan, Excava 200 tersebut merupakan titik kebangkitan bangsa Indonesia di tengah ketidakpastikan. Terlebih lagi, kata dia, Presiden Joko Widodo berpesan jika BUMN harus bisa membuktikan kemampuan mereka masing-masing dan mengurangi ketergantungan pada asing. ”Ini salah satu buktinya. Untuk alutsista, alhmadulillah kita bersama TNI sering mendapatkan banyak pernghargaan di tingkat internasional. Tinggal produk-produk di luar alutsistanya,” paparnya.