Mata Indah Bola Pingpong pun Muncul di Depan Kelas

”Rute itu akhirnya menginspirasi Iwan dalam membuat lagu Sore Tugu Pancoran. Hampir setiap hari dia melihat anak kecil yang menjual koran sore. Kadang sampai malam korannya belum terjual. Kondisi itu kemudian dijadikan lagu,” jelas Raja.

Masih banyak lagu lain yang tercipta saat Iwan kuliah. Teman Iwan di angkatan ’86 Wahyu Purwadi ingat betul lagu yang tercipta saat mereka sedang nongkrong bersama teman-teman lain di depan kelas. Ketika itu ada satu teman perempuan seangkatan mereka yang lewat di depan kelas. Seketika Iwan nyeletuk, mata gadis itu seperti bola pingpong.

”Tanpa banyak omong, jadilah lagu Mata Indah Bola Pingpong itu. Dia memang tidak membicarakan musik di kampus. Tapi, di kosan dia cukup rajin main musik,” jelas Wahyu.

Lagu Ibu yang terdapat pada album 1910 pun tercipta secara tidak sengaja. Iwan menerangkan, suatu hari dia berkunjung ke kamar kos temannya. Sebuah tulisan yang menempel di lemari kamar kos temannya itu begitu mencolok. ”Tulisannya: Ibu, saya pasti berhasil. Dari situ tuh muncul lagu Ibu,” jelas Iwan.

Raja teringat lagu lain yang tercipta tidak sengaja di kampus, yakni Buku Ini Aku Pinjam dari album 1910. Raja ingat betul lagu itu tercipta setelah Iwan melihat anak SMA yang saling menunggu di depan kampus mereka. Anak SMA tersebut menunggu temannya yang hendak meminjamkan buku pelajaran kepadanya. Di luar lagu-lagu di atas, ungkap Raja, masih banyak lagu lain yang tercipta dari celetukan, obrolan, atau pengamatan Iwan selama di kampus.

Pada 1981 album Sarjana Muda pun rampung. Bukannya semakin luang, waktu Iwan justru kian sedikit. Raja menerangkan, pada tahun itu Iwan mulai menghilang dari peredaran di kampus. Padahal, nongkrong di kampus merupakan salah satu hobi Iwan. Kala itu jadwalnya semakin padat saja. Albumnya yang begitu meledak membuatnya harus bepergian ke sana kemari. Sampai akhirnya kuliah pun dia tinggalkan.

Seolah tidak kapok kuliah sambil berkarir, Iwan memutuskan untuk kembali ke kampus setelah jadwal manggung agak longgar. Ketimbang meneruskan kuliahnya yang sempat terputus, dia lebih memilih mendaftar sebagai mahasiswa baru di angkatan ’81. Dia pun mau tidak mau kena pelonco lagi. Kejadian yang lama pun terulang. Lagi-lagi Iwan harus meninggalkan kampus karena sibuk merampungkan album. Kali ini album Opini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan