[tie_list type=”minus”]Antisipasi PHK Masal[/tie_list]
SUMBER – Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah membuat kondisi perekonomian goyah. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi para pegawai di berbagai perusahaan pun kemungkinan terjadi bila kondisi tersebut tak kunjung diatasi.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat H Satori mengatakan, dolar yang terus menguat membuat kondisi perekonomian di Indonesia termasuk Jawa Barat terdampak. Nasib para pengusaha khususnya yang menggunakan bahan baku impor di ujung tanduk. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) masal. ”Dengan harga rupiah yang tidak menentu dan cenderung melemah. Jelas kemungkinan pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan ini ada,” jelasnya.
Melihat hal itu, Satori pun meminta para pelaku untuk membatasi atau tidak menggunakan dolar dalam menjalankan usahanya. Sehingga nilai tukar rupiah bisa menguat. ”Kami mengimbau agar transaksi bisnis dengan rupiah. Jangan pakai dolar,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Promosi dan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Eka Hamdani mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sedikit banyaknya mempengaruhi harga-harga komoditas di pasaran. Namun, kenaikan harga tidak begitu signifikan. ”Memang ada pengaruhnya. Tapi hingga saat ini belum mengkhawatirkan. Dikatakan aman juga tidak, tapi tidak mengkhawatirkan,” jelasnya.
Kenaikan dolar, kata dia, hingga saat ini belum menyebabkan inflasi yang cukup besar di Kabupaten Cirebon. Sehingga harga-harga di pasaran masih cenderung terkendali. Apalagi untuk kebutuhan pangan lokal, Kabupaten Cirebon memiliki stok yang mencukupi. ”Karena kebanyakan kita juga kan hasil lokal, bukan impor, jadi tidak begitu terpengaruh,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon Abraham Mohamad mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat para pelaku UMKM yang melakukan ekspor meraup untuk. Misalnya saja, industri rotan di Tegalwangi. Namun, tak sedikit juga pelaku UMKM yang harus menaikan harga karena harga bahan baku naik.
”Apalagi bagi para pelaku UMKM yang menggunakan bahan baku impor. Seperti para pengusaha tempe, tahu atau yang lainnya,” jelasnya.