[tie_list type=”minus”]Acuan Pada Puasa Sunnah[/tie_list]
SUMUR BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung meresmikan gerakan one day no rice pada setiap Senin. Senin dipilih karena mengacu pada puasa sunnah.
”Launchingnya Kamis karena masalah waktu saja. Dipilih hari Senin supaya mengombinasikan dengan gerakan pendidikan karakter berbasis agamis yaitu kegiatan yang menguatkan keibadahan, yaitu puasa sunnah di hari Senin,” kata Hal tersebut dikatakan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil di SMP 13 Jalan Mutiara Bandung, Kamis (20/8).
Dengan dua kombinasi ini, pihaknya berharap ada perubahan yang positif. Salah satunya untuk melatih mental warga Bandung untuk mengurangi ketergantungan bahan makanan yang jumlahnya tidak konsisten.
Maka dari itu, Ridwan menjelaskan, on day no rice ini merupakan sebuah imbauan untuk mengubah kultur. Terutama untuk anak anak sekolah. Pasalnya, mereka masih bisa dididik sejak dini.
”Kenapa on day no rice, supaya krisis ketahanan pangan yang sekarang sudah mulai kelihatan pelan-pelan. Mulai daging, masalah sayur dan lain-lain. kita ubah secara masif dan jangka panjang,” ungkapnya.
”Kita tidak mungkin berpikir akan ada selalu stabilitas supply bahan pangan ini akan selalu aman dalam jangka panjang. Dan ternyata ada krisis regional dan internasional berdampak juga,” kata dia.
Lelaki lulusan Berkeley ini juga menjelaskan, di tahun pertama ini memang merupakan tahun penyuluhan. Tahun kedua, kata dia, baru akan menggiring restoran-restoran yang jumlahnya banyak. Ridwan mencontohkan, di Bandung disediakan menu khusus. Sehingga orang-orang yang terbiasa punya pilihan -pilihan tanpa mengurangi kebiasaan makan.
”Tidak ada masalah, karena mengubah kultur itu eksperimen, berhasil tidaknya tidak bisa dihitung setahun dua tahun makanya saya mulai ke anak-anak bukan orang dewasa,” tuturnya.
”Kan nanti kerasanya udah gede udah paham logikanya bahwa ada krisis pangan. Nanti setelah masuk ke logika, mereka bereksperimen dan terbiasa akhirnya menjadi sebuah nilai baru. Di Jepang 60 kilogram perkapita per tahun kenapa di kita tidak bisa,” tambahnya.
Awal mula program ini kata dia, akan dilakukan ke kantin sekolah. Setelah itu baru akan beruntun ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di pemerintahan Kota Bandung. (fie/rie)