Penjualan Mobil RI Anjlok

[tie_list type=”minus”]Turun 7,9 Persen Dibanding Periode Sama Tahun Lalu[/tie_list]

JAKARTA – Penjualan kendaraan roda empat di kawasan Asia Tenggara periode Januari-Juni 2015 hanya 1,48 juta unit, turun 7,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari data Asean Automotive Federation (AAF) itu, Indonesia mengalami penurunan penjualan paling tajam.

Menurut AAF, penjualan mobil di Indonesia semester pertama tahun ini mencapai 525.458 unit, anjlok 18,2 persen dibanding semester pertama 2014 yang sebanyak 642.110 unit. Pangsa pasar otomotif Indonesia di Asean juga turun menjadi 35,45 persen dari sebelumnya 40 persen. ”Tapi Indonesia masih menjadi pasar otomotif terbesar di Asean,” ujar Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi kemarin (2/8).

Rival terdekat Indonesia, Thailand, juga mengalami penurunan penjualan di dalam negerinya. Penjualan mobil di Thailand turun 16,3 persen setelah hanya berhasil menjual mobil sebanyak 369.109 unit.

Akibatnya, pangsa pasar otomotif Negeri Gajah Putih terkoreksi menjadi 24,9 persen dari sebelumnya 27,4 persen pada semester I 2014. Meski begitu, industri otomotif Thailand lega karena produksinya 60-70 persen di ekspor.

Dengan hasil yang dicapai sepanjang enam bulan pertama tahun ini, Gaikindo memprediksi penjualan mobil di dalam negeri hingga akhir tahun nanti ada di kisaran satu juta unit hingga 1,05 juta unit.

”Kalau lihat Januari dan Februari pasar agak tinggi tapi setelah itu pasar mengalami stagnasi, Mei dan Juni pasar tidak beranjak di kisaran 79 ribu sampai 80 ribu unit. Sementara bulan Juli banyak hari libur,” terangnya.

Bahkan menurutnya, dengan kondisi ekonomi seperti saat ini total penjualan per bulan hingga akhir tahun hanya akan di kisaran 80 ribu unit per bulan. Apa lagi kondisi ekonomi global seperti ketidakstabilan ekonomi di Yunani dan Tiongkok bisa berdampak negatif pada kondisi ekonomi di dalam negeri.

”Kita lihat terus terang market masih berat. Pemerintah perlu aktif mendongkrak daya beli masyarakat,” tukasnya.

Meski demikian, lanjut dia, melihat rekam jejak fluktuatif kondisi ekonomi di Tanah Air yang berdampak pada penjualan mobil, penurunan penjualan tahun ini tidak akan berlangsung lama. Apa lagi pendapatan per kapita Indonesia juga menunjukkan tren yang terus menanjak. ”Kami yakin industri otomotif masih bisa hidup meskipun saat ini kondisinya sulit,” paparnya.

Tinggalkan Balasan