NGAMPRAH – Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan keluarga Berencana (BP3AKB) ada 2.831 anak yang tidak mengikuti imunisasi di Posyandu. Penyebabnya beragam.
”Ibu malas, sibuk bekerja, tidak peduli dan malu untuk mengikuti kegiatan posyandu. Macam-macam,” ucap Rina Binakasih Sebagai Sub Bidang Data dan Informasi BP3AKB, kemarin (31/7).
Dia mengatakan, hingga saat ini masih banyak orangtua yang khawatir anaknya sakit pasca imunisasi. Padahal imunisasi adalah salah satu meningkatkan daya tahan anak.
”Misalkan untuk mencegah penyakit hepatitis B, anak wajib diberikan vaksin sebanyak tiga kali. Vaksin diberikan dua bulan sekali,” ucapnya.
Jumlah tersebut memang sudah lebih banyak yang mengikuti posyandu. Anak usia 0-1 tahun yang mengikuti posyandu terutama imunisasi berjumlah 6.484 anak. Sementara anak usia 1-5 tahun berjumlah 69.358 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk anak yang mengikuti imunisasi di puskesmas atau klinik.
Di tembpat berbeda, Nur Listyaningsih kepala Bidang Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Bandung Barat menuturkan, imunisasi merupakan hal yang wajib diikuti oleh setiap anak di Bandung Barat. Bahkan, imunisasi tidak hanya pada anak-anak. Sampai usia lansia pun wajib mengikuti imunisasi.
”Memang setelah melalukan imunisasi anak-anak akan demam. Paling hanya dua hari demamnya. Tinggal diberi obat turun panas, anak akan tidak sakit lagi,” ucapnya.
Pemberian Imuniasi tubuh diperkenalkan dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun guna membentuk antibodi.
Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi berguna untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di masa yang akan datang. Inilah yang disebut dengan kekebalan aktif.
Contohnya pada kasus Polio, Campak, MMR, Tipoid dan hepatitis B. Anak pada usia 0-5 tahun merupakan fase pertumbuhan. Imunisasi tidak hanya selesai pada anak usia 5 tahun. Tetapi, pada fase remaja dan lansia pun dilakukan.