BAGI Sean Gelael, akhir pekan ini akan terasa berkesan, karena Sean akan menjalani debutnya di ajang GP2 dalam sebuah balapan yang merupakan pertandingan pendukung di Hungarian Grand Prix.
Walaupun demikian, akhir pekan ini sebenarnya juga tidak memberikan tekanan yang terlalu besar, karena Sean, yang saat ini masih berusia 18 tahun, mengikuti program tambahan di GP2, selain Formula Renault 3.5 sebagai program utama, lebih untuk menambah pengalaman dalam menghadapi apapun program yang akan dijalaninya di 2016.
Dengan telah berlangsungnya musim balapan GP2 musim ini, Sean bersama Tim Jagonya Ayam akan memberikan warna baru pada kejuaraan ini walaupun tanpa pengalaman mengendarai mobil GP2 sama sekali. Untuk pertama kalinya, Sean akan berada di lintasan dengan kendaraan bertenaga besar ini saat sesi latihan bebas Jumat (24/7), sesudah itu Sean akan langsung mengikuti sesi kualifikasi dan dua kali balapan.
Sean telah melakukan pengukuranan pengepasan kursi di pabrik Carlin, yang terletak di Farnham, tidak terlalu jauh dari London, dan juga telah melakukan segala persiapan yang mungkin dilakukan untuk menjalani transisi ke mobil GP2 dengan baik.
”Ini adalah tentang persiapan menghadapi masa depan, saya menyukai Hungaroring dan pernah mendapatkan hasil yang baik sebelumnya, semoga semua juga akan berjalan dengan baik,” kata Sean dalam keterangan tertulisnya kepada indopos.co.id (grup Bandung Ekspres) Senin (20/7).
”Tetapi persaingan di GP2 sangatlah ketat, jadi target utama saya adalah untuk belajar sebanyak mungkin dan berusaha bersaing semaksimal mungkin dengan rekan satu tim saya, Julian Leal, yang merupakan salah satu pebalap paling berpengalaman di persaingan GP2,” tambahnya.
Mobil GP2 sangatlah cepat. Sementara mobil Formula Renault 3.5 bertenaga 3400cc bermesin Renault V8 yang menghasilkan 530bhp, mobil GP2 berkekuatan 4000cc, Mecachrome V8 yang memberikan setiap pebalap 612bhp.
Kecepatan tertinggi di mobil GP2 adalah 332km/jam, dan seperti pada mobil Formula 1, juga menggunakan ban Pirelli. Karakteristik ban tersebut jauh berbeda dengan ban Michelins yang digunakan Sean di Formula Reanult 3.5 maupun ban Hankook yang digunakan di Formula 3. Dengan lebih banyak degradasi, artinya seorang pebalap harus mampu menjaga bannya saat menempuh jarak yang jauh.