Sebagian besar arus balik pemudik yang menggunakan bus, ungkapnya, berasal dari Jawa Tengah. Seperti, Wonogiri, Solo, Jogjakarta maupun Semarang. Namun demikian, dia memperkirakan jumlah penumpang mengalami penurunan sepuluh dibandingkan tahun lalu. Penurunan tersebut diakibatkan meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi, baik roda empat atau roda dua.
Haris menyebut, mudik tahun ini, pihaknya menyiapkan s278 bis reguler yang terdiri dari 155 bus AKDP, dan 123 bus AKAP untuk mengangkut para pemudik ke kampung halamannya masing-masing.
Namun begitu, dirinya belum dapat memberikan jumlah penumpang arus balik secara detail, karena masih dalam penghitungan. ’’Kita belum tahu jumlahnya, sekarang masih direkap,’’ tukas Haris.
Sementara itu, jalur Nagreg hingga Selasa (21/7) malam pukul 21.00 masih padat. Wakil Ketua Posko Gabungan Dishub Jabar Ruddy H menjelaskan, jalur selatan memang padat sejak Senin (20/7) pagi. Meski begitu, pihaknya memantau dari CCTV bahwa tahun ini selamat dari bayangan kecelakaan. Situasi arus lalu lintas berkat kerja keras pihak kepolisian dan dishub, sehingga aman dan lancar.
Kasatlantas Polres Bandung Eko Munarianto menegaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan jalur Nagreg masih macet. Salah satunya didominasi oleh wisatawan dan pemudik lokal. ’’Wajar saja jika Nagreg masih macet meski Lebaran sudah lewat,’’ ujarnya.
Namun, Pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi. Yakni dengan menempatkan personel di berbagai titik di Nagreg. Terutama, Posko Cagak dan batas ahir jalur lingkar Nagreg. Selain itu, diberlakukan pula sistem sistem buka tutup jalan untuk membantu mengurai kemacetan.
Hal serupa juga terlihat di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Menurut data yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi (Dishubkominfo) Bandung Barat, pada H+1sampai H+2 Lebaran, tercatat sekitar 6.000 kendaraan. Total hingga H+1, kendaraan yang melintas berjumlah 109.292 unit. Sementara pada Senin (20/7), kendaraan mencapai 115.370 unit. Ini menandakanm Padalarang sudah mengalami puncak arus balik pada Senin (20/7).
Hal tersebut dituturkan oleh A. Fauzan selaku Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishubkominfo Bandung Barat kepada Bandung Ekspres kemarin (21/7). Dia menyebut, jika dibandingkan dengan 2014 pada H+2 Lebaran, jumlah kendaraan yang melintas hanya 99.040 unit. ’’Pada tahun 2014, puncak arus balik terjadi pada H+4 dengan total kendaraan 110.428 buah,’’ ucapnya.