Mobil Listrik Dasep untuk Riset

Sejumlah mobil masih disimpan di bengkel Dasep karena juga masih terjadi tunggakan pembayaran oleh perusahaan pemesan. Dari total anggaran pembuatan 16 kendaraan listrik sebesar Rp 32 miliar, yang belum dibayar berjumlah Rp 2,5 miliar. ’’Jadi bagaimana saya dikatakan melakukan korupsi. Pembayaran saja belum lunas,’’ keluhnya.

Mengenai spesifikasi mobil yang banyak dipermasalahkan Kejagung, termasuk sampai keluar pernyataan mobil listrik tak lulus uji emisi, Dasep punya jawabnya. Dia membantah mobil itu hanya mampu melaju 29 km/jam seperti tudingan Kejagung. ’’Sudah saya uji kecepatannya bisa sampai 70 km/jam,’’ terangnya.

Dasep bahkan menyebut sebenarnya kendaraan itu mampu melaju lebih dari 70 km/jam. Sebab, motor penggeraknya saja berkekuatan 120 KW. ’’Tapi sengaja saya batasi untuk alasan keselamatan,’’ imbuhnya.

Dia juga mengaku, pernah mengajukan uji kelayakan 16 kendaraan yang dibuatnya ke Kementerian Perhubungan. Namun, Kemenhub belum punya aturan untuk pengujian kendaraan listrik. ’’Jadi diujinya dengan alat uji kendaraan BBM. Yang bisa diaplikasikan mungkin hanya uji suspensi,’’ jelasnya. Kemenhub pun mengeluarkan hasil pengujian bahwa kendaraan karya Dasep bisa dipergunakan untuk kegiatan penelitian.

 Performa 16 kendaraan pemesanan BUMN juga pernah diuji sendiri oleh Dasep. Menurut dia tak pernah ada masalah. Kendaraan-kendaraan itu pernah dijajal di sejumlah rute termasuk tanjakan di Puncak, Bogor, Jawa Barat. ’’Saat itu executive car saya ujicoba ke Bandung, lewat Puncak,’’ terangnya. Mini bus juga pernah diujicobakan ke luar kota. Yang terjauh dari Jakarta menuju Jogjakarta dan Solo.

Saat serah terima dengan pemesan, Dasep menyebut tak pernah terjadi masalah. Oleh karena itu dia mempertanyakan tudingan penyidik Kejagung yang menyebut kendaraan karyanya penuh masalah usai diserahterimakan. Pihak Universitas Indonesia sebagai salah satu penerima hibah dari Pertamina sempat mengatakan masalah yang terjadi pada mobil listrik yang mereka terima mungkin terjadi saat proses membawa. ’’Setahu saya waktu itu dibawa ke UI dengan diderek roda depan terangkat. Jadi sempat terjadi masalah,’’ ujar Dekan Fakultas Teknik UI Dedi Priadi saat ditemui Jawa Pos (Group Bandung Ekspres), akhir Juni lalu.

Tinggalkan Balasan