Ratusan Warga-Keluarga Mengantar

’’Biasanya kalau kemana-mana adik saya suka kasih kabar lewat telepon. Cuma kemarin tidak komunikasi sama sekali. Biasanya kalau dia ke Jakarta suka mampir dulu ke rumah saya di Depok,’’ terang dia.

Di mata Kalino, Kaliman merupakan pribadi yang baik dan disiplin. Dia tak pernah mendengar kabar adiknya melanggar aturan. Bahkan, Kaliman pernah menjadi ketua RT di sela-sela tugasnya sebagai prajurit.

’’Semoga arwah beliau diterima Allah SWT. Kami sekeluarga mohon dimaafkan bila ada salah semasa hidup adik kami. Nanti istri dan anak almarhum akan tinggal di Bandung,’’ ucap Kalino.

Almarhum Kaliman meninggalkan seorang istri, Yumrolis Solikah, serta dua anak, Gilam Ardhan Putra Pratama, 18, dan Ardyaratna Dealuti, 12. Kaliman lahir di Wonogori pada 22 November 1970. Korban terakhir bertugas sebagai personel Depohar 70 bagian BA Sarban Sihar Sathar 71.

Di pemakaman Sertu Aang Subarya, salah satu teknisi pesawat andalan asal Bandung, prosesinya juga dilakukan secara militer. Salah seorang warga setempat Iman, 50, yang berada di menyebut korban sering menjadi imam. Seorang yang bersahaja dan disegani karena sikapnya ramah. Sosok Aang jauh dari anggapan sombong. ’’Orangnya baik. Ramah sama tetangga,’’ kata dia kepada wartawan di sela prosesi pemakaman.

Sosoknya yang penyayang membuat banyak orang merasa kehilangan akan kepergian Aang. Terutama, tentunya keluarga. Aang meninggalkan seorang istri Daliah, 37, dan tiga orang anak; Arif Gustiawan, 17, Nisa Kania Barkah, 14, dan Muhamad Dadan Ramdani, 8.

Kusnadi, adik Aang mengatakan, kakaknya merupakan sosok penyayang dan melindungi keluarga. Kusnadi yang hanya berbeda dua tahun lebih muda sering diajak main bersama. ’’Semuanya sebelas bersaudara (bersama Aang) cuma sudah ngga ada duluan tiga (orang). Sekarang tinggal lima lagi. Yang di militer cuma saya saja sama dia (Aang) dan bapak. Kalau ketemu jarang. Cuma kemarin saja pas puasa, ngucapin selamat puasa via telepon,’’ ungkap dia.

Semasa hidup, Aang ingin anaknya menjadi anggota TNI. Untuk mewujudkan hal tersebut, almarhum kerap memberi wejangan agar rajin belajar dan jujur. Dalam prosesi pemakaman, istri almarhum tidak berada di lokasi. Kondisinya begitu lemah sampai tidak bisa melihat suaminya untuk dikebumikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan