DARI sekian korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Sumatra Utara, ternyata ada yang berasal dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Korban yang bernama Aripin Suharno dan anaknya bernama Rusti Ari Santi, 22, merupakan warga RT 01/02 Dusun Marga Wardana, Desa Cidahu, Kecamatan Pasawahan.
Sebenarnya, yang tewas bersama Aripin merupakan petugas keamanan Lanud Halim Perdana Kusuma. Ada satu lagi yang juga anaknya bernama Nurhalimah, 11. Namun, korban lahir dari rahim istri kedua Aripin yang tinggal di luar Kuningan yakni Kabupaten Indramayu.
Mereka bertiga rencananya akan liburan ke Medan. Mereka terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma. Apabila mereka tidak celaka akan kembali ke Kuningan pada hari Kamis, hari ini. Namun, ternyata takdir berkata lain. Kemarin, tampak pelayat terutama tetangga, kerabat dan teman korban memenuhi rumah korban.
Sariyah, 45, istri korban tampak sangat terpukul dengan kejadian ini. Kakak dan saudara Sariyah tampak menegarkannya. Kejadian ini, bagai sambaran petir di siang bolong karena jauh dari perkiraan. Korban sendiri terakhir berkomunikasi dengan Sariyah pada Senin (29/6) sore sekitar pukul 17.30.
Pada saat itu Aripin mengabarkan akan pulang pada Kamis setelah menerima gaji bulanan. Sariyah pun mengiyakan dan tujuan korban ke Medan sendiri mengajak jalan-jalan anaknya. ’’Itu komunikasi saya terakhir dengan suami. Kalau dengan anak tidak sempat. Saya jujur tidak mendapatkan firasat apa-apa, makanya shock berat,” ucap Sariyah dengan suara terbata-bata menahan kesedihan.
Hanya kata dia, keponakanya bermimpi gigi copot selama tiga hari berturut-turut. Mungkin itu pertanda bakal ada musibah besar yang menimpa keluaraganya. Sariyah sedikit bisa tenang setelah Rabu pada pukul 14.30 mendapat kabar bahwa tiga orang yang menjadi korban sudah ditemukan. Kondisi mereka utuh sehigga ini melegakan.
Menurut dia, pihak keluarga sudah menyiapkan lahan pemakaman sehingga tinggal menunggu jenazah korban datang. Untuk Rusti, korban tengah menyelesaikan kuliah di Akper dan tengah menyusun skripsi. Sementara itu Atin kakak Sariyah menerangkan, pihak keluarga sudah mengetahui sejak awal adik ipar dan keponakannya meninggal. Namun, sengaja tidak memberitahukan kepada adiknya karena takut shock.