Bidik Menkeu-Men-BUMN

Secara khusus, Achmad memfokuskan pada lemahnya kinerja Menteri Koordinator Perekonomian yang kurang memberikan arahan kepada menteri-menteri di bawahnya. Akibatnya, menteri-menteri ekonomi sering berbeda kebijakan. ’’Menko Perekonomian seperti tidak ada koordinasi dan tidak bisa merangkul, jadinya menteri-menterinya jalan sendiri-sendiri,’’ ungkapnya.

Kurangnya koordinasi itu menyebabkan fondasi ekonomi nasional tidak kuat. Akibatnya, beban industri semakin bertambah seiring naiknya harga gas, tarif listrik, dan melemahnya nilai tukar rupiah. Terbukti, beberapa sektor industri tumbuh negatif. ’’Ini karena menteri-menteri ekonomi tidak becus bekerja. Harusnya perbanyak kebijakan yang pro industri dan pengusaha,’’ tukasnya.

Dia mengapresiasi, beberapa menteri bidang ekonomi yang terlihat rajin blusukan. Sayangnya, lanjut Achmad, mereka tidak memiliki kebijakan baru yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan industri. ’’Kebanyakan blusukan, pergi ke mana-mana tapi lebih banyak seremonial. Buatlah kebijakan yang signifikan untuk mengatasi masalah ekonomi sekarang,’’ tambahnya.

Seharusnya menteri-menteri ekonomi itu membuat kebijakan-kebijakan yang strategis di lapangan. Tidak hanya melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah yang menghabiskan banyak biaya, sementara hasilnya tidak jelas. Namun ia enggan mengungkapkan siapa yang dimaksud. ’’Ada yang sering blusukan sampai jarang di kantor. Menteri-menteri seperti ini yang harus diganti,’’ jelasnya. (owi/byu/aph/dyn/wir/kim/hen)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan