Petasan Mulai Meresahkan

[tie_list type=”minus”]Mengganggu Ibadah dan Berakibat pada Kesehatan[/tie_list]

CIPARAY – Sejumlah warga di wilayah Kecamatan Ciparay, mengeluhkan merebaknya kembali penjualan petasan. Pasalnya, banyak yang terganggu dengan suara yang ditimbulkan.

Umumnya mereka mengeluhkan suara petasan yang dinyalakan saat buka puasa dan salat taraweh. Malah juga terdengar di jelang sahur dan salat subuh.

Selain memekakan telinga, warga juga mengeluhkan suara tersebut mengagetkan. Warga yang memiliki penyakit jantung juga merasa resah dengan kondisi tersebut.

Salah seorang warga, Evy Dwi Avuani, 33, warga Barujati, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay mengaku kerap terganggu dengan suara petasan. Sebab, suara tersebut terdengarr saat diea menjalani ibadah.

Adanya gangguan tersebut, kata dia, tidak lepas dari mudahnya membeli petasan di pasaran. Terlebih lagi, umumnya yang memainkan petasan tersebut adalah anak kecil.

Dia mengatakan, petasan jenis cabe-cabean bisa didapat dengan mudah di beberapa titik di kawasan Kecamatan Ciparay. Seperti halnya di kawasan Alun-alun Ciparay, Pasar Ciparay, depan masjid Agung Ciparay dan beberapa warungan milik warga yang berjualan dengan bebas.

”Suara petasan jelas sangat mengganggu kenyamanan warga dalam melaksanakan ibadah dan sedang istirahat. Apa lagi, saya mempunyai bayi, jelas sangat mengganggu,” keluh Evy kepada Soreang Ekspres (grup Bandung Ekspres), kemarin (21/6).

Menurutnya, keberadaan petasan seharusnya tidak boleh ada. Alangkah baiknya, petugas melalukan razia terhadap para pedagang petasan sesera mungkin. ”Saya tidak melarang untuk berjualan (usaha). Namun yang diperjualbelikan jangan petasan, mendingan kambing api yang tidak mengganggu. Alangkah baiknya dagangan jenis lainnya berupa makanan,” harapnya.

Hal senada disampaikan Gian Supriatna, 47, warga Andir, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay. Dia mengatakan, keberadaan petasan saat ini jelas sangat mengganggu kenyamanan warga. Apa lagi, suara petasan dinyalakan saat warga dalam melaksanakan ibadah dan sedang istirahat.

Menurutnya, setiap tahun menjelang Ramadan, keberadaan petasan marak diperjualbelikan dan bisa diperoleh dengan mudah. Pihaknya berharap petugas menindak tegas penjual petasan yang menjual barang dagangannya dengan bebas. ”Tanpa terdengar suara petasan, warga bisa tenang dalam melaksanakan ibadah,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan