Mengemis Bukan Tradisi Islam

Islam mengajarkan kita untuk selalu bersedekah dan memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan. Tetapi Islam tidak mengajarkan pengikutnya menjadi peminta-minta atau pengemis. Bahkan, Rasulullah sendiri pernah menjelaskan bahwa orang yang membawa tambang pergi kegunung mencari kayu lalu dijual untuk makan dan bersedekah lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang.

Hal itu sesuai dengan sabda Rasul: ’’Demi jiwaku yang berada di tanganNya sungguh seseorang yang mengambil tali di antara kalian. Kemudian, dia gunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya lebih baik baginya daripada ia mendatangi orang kemudian ia meminta-minta kepadanya yang terkadang ia diberi dan terkadang ia tidak diberi olehnya”. (HR. Al-Bukhari)

Dan beliau juga memberikan uswah kepada kita agar jangan meminta pertolongan selama kita masih mampu untuk mengerjakannya.

Bukan berarti kita ingin menghindari kewajiban kita sebagai muslim dan sebagai makhluk sosial, yang walau bagaimanapun diantara mereka yang meminta-minta tersebut memang pantas mendapatkan sedekah. Tetapi kita hanya berhati-hati agar jangan sampai terjerumus dan terjebak pada orang-orang yang hanya menggunakan pekerjaan mengemis sebagai topeng dan menampakluaskan kemiskinan.

Dan terlebih lagi yang kita takutkan adanya anggapan bahwa Islam adalah agama bagi orang miskin dan terbelakang. Oleh karenanya hendaklah para da’i atau pendakwah Islam tidak hanya membatasi dakwahnya dalam masalah ritual dan spiritual belaka, karena Islam tidak hanya terbatas pada hubungan vertikal antara Tuhan dan manusia. Tapi Islam juga mengajarkan hubungan horisontal. Yaitu hubungan antara manusia, sehingga jika sistem keseimbangan yang diajarkan ini benar-benar diterapkan akan dapat menciptakan masyarakat yang baik atau baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.

Dari keterangan-keterangan ini jelaslah bahwa Islam sangat mencela orang yang tak mau berusaha dan hanya bisa meminta-minta. Apalagi dengan berdalih bahwa pekerjaan mengemis kepengemisan dan kemiskinan itu sudah ditakdirkan Allah Subhannahu wa Ta’ala. Wallahualam bishawab. (*)

Tinggalkan Balasan