[tie_list type=”minus”]Wapres Kalla Tak Banyak Bersikap [/tie_list]
JAKARTA – Rumor bakal terjadinya reshuffle hingga kini masih sebatas kabar angin. Meski laporan kinerja menteri yang diminta sudah ada di tangan Presiden Joko Widodo, kepastian jadi atau tidaknya perombakan kabinet masih belum jelas.
Padahal, laporan dari para pembantunya itu bisa menjadi pintu terjadinya reshuffle di kabinet kerja.
Sosok sekelas Wakil Presiden Jusuf Kalla pun masih belum berani memastikan kapan tindak lanjut evaluasi kabinet itu berlanjut ke pergantian sejumlah menteri.
Hal tersebut disampaikan Kalla di Jakarta, Sabtu (20/6). Laporan kinerja menteri selama enam bulan menjabat diminta langsung oleh Presiden Jokowi. Tenggat waktu penyampaian laporan adalah hari Kamis (18/6) lalu, dimana semua menteri telah menyerahkan sesuai permintaan presiden.
Namun, sampai saat ini, dirinya belum memastikan sejauh mana hasil penilaian laporan kinerja itu. ’’Nantilah pada saatnya (disampaikan),’’ ujar Kalla.
Wapres yang sebelumnya tegas menilai perlu adanya reshuffle, kali ini memilih tidak banyak bersikap. Menurut dia, hasil laporan kinerja itu pada saatnya nanti akan diketahui oleh publik. ’’Nantilah, nanti,’’ singkatnya.
Dikonfirmasi terpisah, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menyebut laporan kinerja menteri merupakan perintah presiden. Karena itu, menjadi kewajiban bagi dirinya untuk segera menyerahkan permintaan presiden itu tepat waktu. ’’Sudah saya serahkan, sudah semua (menyerahkan),’’ kata Tedjo.
Menurut Tedjo, setelah laporan kinerja diserahkan, menjadi hak dari Presiden Jokowi untuk menilai baik atau buruknya pekerjaan para menteri. Dirinya juga tidak mau berkomentar banyak terkait potensi dirinya sebagai salah satu menteri yang layak di-reshuffle. ’’Nggak tau saya. Terserah Pak Presiden saja,’’ ujarnya. (bay/vil)