Hanya Sebar 500 Keping

Meg menjelaskan, Pada tahun 2000-an sampai sekarang, musik indie berkembang pesat didukung label-label rekaman independen yang semakin banyak. Apalagi teknologi internet memungkinkan mereka memperkenalkan karya kepada audiens yang lebih luas. Bisa melalui music blog, ataupun jejaring sosial. Seperti, Myspace, Soundcloud, Youtube, dan Twitter. Hal itu juga ditunjang keseriusan label rekaman independen dalam berbisnis dan berpromosi yang belakangan tengah gencar dilakukan oleh Aksara Records dan De Majors di Jakarta, dan FFWD Records di Bandung.

Alasan pemilihan indie atau major label, kata Meg, bukan berdasarkan pendistribusian saja. Tapi juga pembagian hasil seimbang antara label dan band, idealis DIY (Do It Yourself) untuk marketing, art, dan produksi yang dipandu atas kepercayaan mereka pada kebebasan berekspresi. ’’Kalau berdiri sebagai band indie, semuanya diatur dengan band itu sendiri. Kalau major ya sudah pasti diatur oleh manajemen,” paparnya.

Namun, jika dilihat dari penguasaan pangsa pasar, ada lima major label yang berkuasa. Di antaranya, Sony, Universal, Warner, EMI, dan BMG. Label-label ini menguasai 80 persen di seluruh dunia. Sementara, 18,13 persen sampai 20 persen disisakan untuk indie label. ’’Intinya major label itu perusahaan besar yang mempunyai modal layaknya korporasi,’’ jelasnya.

Namun, meski indie label hanya mempunyai porsi kecil dibanding label major, bukan berarti tidak memiliki kesempatan secemerlang major label. Justru Indie label mempunyai karakter dan ciri khas tersendiri dengan menjunjung tinggi kebebasan dalam berkarya sesuai dengan keinginan para musisi yang berada di dalamnya.

Bahkan terkadang, kata Meg, hal itu dapat membuat major label tertarik untuk mengadakan kerja sama dengan indie label atau musisi yang bersifat independent. Sebab, seringkali indie label lebih cepat tanggap dalam merespons tren terbaru, dan lebih idealis dalam mencapai tujuannya.

Dia menuturkan, kini saatnya bagi band indie menunjukkan segala potensi dan kemampuan. Jangan meniru band-band independen senior yang gagal, tanpa karya, dan tanpa apresiasi. Menjadi band indie itu mudah, kata dia, tetapi jadi band indie yang sukses itu memang butuh perjuangan panjang, keringat, usaha, dan kerja keras. Juga modal dan kesempatan sebagai pendukungnya. (jri/kha/tam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan