JAKARTA – Sementara itu, pemerintah masih bertahan dengan posisinya terkait pembekuan PSSI yang kemudian berujung pada jatuhnya sanksi FIFA. Tanpa terlebih dulu merevisi keputusan pembekuan, pemerintah melalui kementerian pemuda dan olahraga sudah memantapkan niat menggelar kompetisi.
Dia menyatakan, ada dua kompetisi/turnamen yang akan segera dimulai pada 2 Agustus 2015 nanti. Yaitu, Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden. Pesertanya adalah klub-klub perserikatan.
Di dua turnamen itu akan disiapkan uang pembinaan untuk klub sebesa Rp 100 juta. Dan, total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp 10 miliar. Yaitu, terdiri atas juara pertama Rp 5 miliar, juara kedua Rp 3 miliar, dan juara ketiga Rp 2 miliar.
Selain itu, pemerintah juga berancang-ancang mulai menghelat kompetisi profesional. Dalam waktu dekat, kemenpora akan lakukan pendaftaran terbuka pada klub-klub profesional untuk ikut berpartisipasi dalam liga profesional tersebut. ’’Tidak harus 18 (klub), silakan klub yang ingin bersama memutar liga ini untuk mendaftar, kami akan membuka diri,’’ kata Nahrawi.
Meski demikian, seperti halnya peserta klub yang masih belum pasti, kemenpora juga belum menetapkan pihak operator yang bakal menangani liga profesional tersebut. Hingga saat ini, menurut menteri berlatar politisi PKB itu, masih sedang dicari operator yang siap dan mau memutar kompetisi yang diikuti klub-klub profesional tersebut.
Bukan itu saja, dia menambahkan, kalau kementerian yang dipimpinnya juga akan concern untuk menyegerakan pula turnamen usia dini. Mulai untuk kelompok usia 13, 15, 17, hingga 19. Waktu pelaksanaannya akan dihelat setelah lebaran.
Seiring dengan itu, dengan menggandeng kementerian terkait, kemenpora juga menyiapkan liga pendidikan dan liga mahasiswa. Pelaksanaannya masing-masing direncanakan pada November dan Desember 2015. ’’Saya kira beberapa hal itu tentang perintah presiden yang harus dilaksanakan kemenpora,’’ tandas Nahrawi.
Disinggung soal pandangan sejumlah pihak bahwa kompetisi khususnya liga profesional tidak seharusnya dihelat ketika sanksi FIFA masih belum dicabut, Nahrawi tetap kukuh. Pandangan tentang semua kompetisi sepakbola yang sejatinya berada di bawah statuta FIFA, tak menggoyahkan niatnya untuk memulai sejumlah kompetisi dalam waktu dekat.