Beras impor yang ada di Kabupaten Bandung hanyalah beras raskin. Selain itu, tidak ada peredaran beras impor lainnya di wilayah itu. Ketua Paguyuban Pedagang Beras Soreang H. Gumelar, membenarkan bahwa tidak mungkin ada beras plastik yang masuk ke Kabupaten Bandung, karena mayoritas beras yang dipasarkan adalah beras lokal.
Namun, dia berbagi pengalaman bahwa memang pernah ada kejadian perdaran beras plastik di wilayah Kabupaten Bandung. Yaitu pada 1997-1998 yaitu beras dengan jenis RRT dengan ciri-ciri yang sangat mudah dikenali. Yaitu bentuknya seperti Beras Cianjur, setiap butirnya terlihat mulus, tidak ada gabah. Dan apabila di masak, beras tersebut cenderung lepek seperti beras ketan dan sedikit kenyal, rasanya sendiri sangat hambar. ’’Saya tahu pasti di tahun tersebut memang pernah beredar beras semacam itu. Namun untuk sekarang ini saya tidak pernah menemukan lagi,’’ akunya.
Sementara itu, Kepala BKP3 Dadang Hermawan mengatakan sampai saat ini dia sendiri belum pernah melihat sampel beras sintetis tersebut. Dia mengaku hanya mengetahui informasi dari media karena tengah booming. Namun demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya cepat menanggapi hal tersebut karena pasti akan berefek kekhawatiran di masyarakat.
Oleh karena itu, sebelum sidak dia telah berkoordinasi dengan semua pedagang beras melalui Paguyuban Pedagang Beras Soreang, Banjaran dan Ciparay. ’’Saya memang belum tahu pasti seperti apa bentuknya, namun saya pastikan tidak akan masuk ke sini. Karena para pengurus paguyuban pasti langsung laporan kalau sampai terjadi,’’ imbuhnya. (mg15/far)