[tie_list type=”minus”]BNNK Catat 709 Pengguna [/tie_list]
CIMAHI – Kasus penyalahgunaan narkoba di Kota Cimahi meningkat drastis. Total hingga Januari 2015, tidak kurang dari 709 orang menjadi pecandu.
Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNNK) Kota Cimahi, sampai akhir 2014, jumlah penyalahguna narkoba sebanyak 616 orang. Angka tersebut kemudian bertambah pada medio, Januari – Mei dengan penambahan 93 orang. Dengan begitu, total keseluruhan sebanyak 709 orang.
Kepala BNNK Kota Cimahi Odang Mahdar menyebutkan, dari total 709 orang, kurang lebih 10 persennya adalah pelajar. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil yang terungkap. Sementara yang belum terungkap bisa sangat besar lagi.
Dia mengatakan, data tersebut diolah BNNK Cimahi dari beberapa lembaga diantarana, Sat Narkoba Polres Cimahi, TKPPN Pasirkaliki, Yayasan Grapiks, YMS, Rumah Pemulihan Soteria dan BNNK.
“Untuk memetakan permasalahn penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar Kota Cimahi, BNN Kota Cimahi menggelar FGD pada 16 April 2015 dengan peserta sebanyak 40 orang atas 20 SMA, SMK dan MA di Kota Cimahi. FGD dilakukan dengan teknik method participatory assessment, diagram venn dan term of participatory. Adapun pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi diambil dari social control/bond theory yang digagas oleh Travis Hirschi,” papar Odang.
Odang mengungkapkan, ada banyak terkait penggunaan nafza di kalangan pelajar. Salah satunya, sebagian besar pelajar penyalahguna narkoba tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena malas dan tidak sesuai dengan minat.
”Mereka juga tidak memiliki kedekatan dengan sekolah, orang tua dan teman-teman di sekolahnya kecuali dengan sesama penyalahguna,” tandasnya.
“Kebiasaan mereka setelah atau bahkan pada jam pelajaran adalah nongkrong di warung, tempat parkiran dan warnet sambil merokok,” tambahnya.
Dia mengungkapkan, para peserta yang mengukuti sosialisasi sepakat, ada banyak sistem sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hanya tidak semua bisa diakses dengan mudah.
”Beberapa siswa mengatakan bahwa banyak teman-temannya merasa tidak nyaman berada di sekolah dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung. Mereka juga mengaku banyak guru yang tidak dekat dengan siswanya,” tuturnya.
”Selain itu, banyak kepala sekolah tidak mendukung kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Padahal kepala sekolah adalah sistem sumber yang paling besar di sekolah,” tambahnya.