[tie_list type=”minus”]Campur Produksi Keluarga dan Bahan Lain[/tie_list]
LENGKONG – Aroma kopi menyeruak sampai ke luar ruangan. Ketika masuk, wanginya semakin semerbak. Dinding ruangan yang dihiasi ornamen-ornamen kayu dan warna-warna cokelat, semakin membuat siapapun yang datang merasa adem. Begitulah jika Anda berkunjung ke Oreste Coffee Co, di Jalan Cikawao Permai Nomor 5.
’’Memang saya ingin menonjolkan kopinya. Untuk melanjutkan bisnis keluarga saja, karena keluarga kakek saya dari ibu belum ada yang melanjutkan,’’ ucapnya kepada Bandung Ekspres beberapa waktu lalu.
Ibu satu anak ini menuturkan, semua pemilihan bahan makanan dan kopi dilakukan dengan sangat hati-hati. Soal kopi, sudah jelas dari keluarga. Tapi, dia juga tak segan mencampur kopi keluarganya dengan bahan lain. Misalnya, dicampur dengan kopi gayo atau aromanis.
Ada juga sajian teh. Namun, murni teh. ’’Kalau Teh Mawar, ada kuncup mawarnya. Peach ada buah peach-nya (persik). Saya nggak mau ada perisa, ingin yang murni,’’ ucap putri bungsu dari tiga bersaudara itu.
Pemilihan nama Oreste sendiri tidak main-main. Melalui artinya, Irma ingin kopi produksi keluarganya bisa berkibar, meluas tak terbatas. Logonya yang berbentuk perisai juga sama. Artinya, ingin melindungi apa yang menjadi salah satu kelebihan keluarganya itu. ’’Logo itu kan doa yah. Melalui nama dan logo ini, saya ingin Oreste bisa berkibar,’’ ucapnya.
Harapan itu juga punya tujuan lain. Yakni, mengembangkan usahanya menjadi local franchise. Sebab, dia melihat selama ini yang menjadi usaha franchise, terutama kopi, berasal dari luar negeri. Padahal, negara Indonesia kaya dengan hasil alam kopinya. Kepada Bandung Ekspres, Irma mengaku, ingin memasyarakatkan kopi. Terutama, di daerah-daerah yang tidak umum. ’’Saya ingin kopi itu jadi kebutuhan, bukan sekedar gaya hidup,’’ tandasnya.
Maksud dari daerah yang tidak umum adalah kawasan yang sebelumnya tidak ada kafe atau kedai minum kopi milik Oreste. Seperti, persimpangan jalan, atau jalan masuk ke suatu pemukiman. Wilayah perkantoran juga menjadi sasarannya, karena peminum kopi biasanya orang-orang yang sudah bekerja.