Bermodal Tembok Tebal

[tie_list type=”minus”]Juventus vs Real Madrid[/tie_list]

TURIN – Juventus bukan tim unggulan melaju ke final Liga Champions musim ini. Real Madrid yang akan jadi lawannya dalam semifinal kali ini justru paling diunggulkan. Tapi, itu tidak mengecilkan ambisi Si Nyonya Tua untuk mengamankan langkah menuju gelar ketiganya musim ini.

Leg pertama di Juventus Stadium, Turin, dini hari nanti akan dijadikan Juventus sebagai ajang mencari bekal sebelum bertolak ke Madrid, 14 Mei mendatang. Kekuatan defense akan dijadikan kekuatan utama Juventus untuk meredam agresivitas bomber-bomber El Real.

Berdasarkan statistic keempat semifinalis Liga Champions musim ini, Juventus-lah yang paling sulit ditembus gawangnya. Hanya lima gol yang bersarang ke gawang Gianluigi Buffon sejak fase grup hingga perempat final lalu. Real kebobolan satu gol lebih banyak ketimbang Juventus.

Bukan hanya di pentas Eropa, demikian juga dengan di Serie A. Setelah memastikan trofi scudetto ke-31-nya, masih menyisakan empat giornata, Juventus untuk sementara masih menjadi klub dengan pertahanan terbaik dengan hanya kebobolan 19 gol. Artinya, dalam dua ajang, Juventus hanya kecolongan 24 gol!

Kekuatan defense dari trio pemain belakang jadi kuncinya. Di situ ada nama-nama seperti Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli, dan Leonardo Bonucci. Kekuatan ketiga pemain itu semakin kokoh dengan adanya Buffon di bawah mistar. ”Saya pikir kamilah tim dengan pertahanan terbaik,” ujar Chiellini, seperti yang dikutip Reuters.

Sepanjang musim ini, Real menjadi klub berkarakter menyerang ketiga yang dihadapi Il Bianconeri. Sebelumnya, ada Borussia Dortmund dan AS Monaco yang sudah tersingkir dari Juventus. Dortmund kalah agregat 1-5 sedangkan Monaco harus terhenti dengan skor agregat 0-1.

Dari dua klub itu, hanya Dortmund yang bisa menodai gawang Juventus di Turin. Total, di kandang, Juventus hanya kebobolan tiga gol, dengan tiga kali cleansheet. Menurutnya, kematangan kuartet ini sudah teruji karena sudah lama bersama. ”Dan kami dapat saling memahami satu sama lain,” cetusnya.

Dengan menerapkan pola bertahan gerendel ala klub Italia, bukan tidak mungkin Real akan dijadikan seperti Monaco. Pola 4-3-1-2 bisa berubah menjadi 5-3-2 dengan cara menarik mundur Claudio Marchisio atau Stefano Sturaro. Taktik mencuri gol terlebih dahulu di 30 menit pertama bisa jadi senjata ampuh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan