Co-Chairs WEF on East Asia 2015 John Riady mengatakan, struktur ekonomi global saat ini sudah berubah dibanding 20 tahun lalu yang didominasi Amerika Serikat dan Eropa. Kini, Tiongkok sudah menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia dan menjadi partner utama dalam perdagangan dengan banyak negara dunia. ’’Tapi, mengapa transaksi internasional masih didominasi dolar AS (USD)?,’’ katanya.
Menurut Executive Director Lippo Group yang masuk jajaran tokoh muda ekonomi global itu, dominasi USD itu membuat banyak negara harus panas dingin saat ekonomi AS bergolak. Karena itu, dia pun menyerukan agar Renmimbi (mata uang Tiongkok) bisa mulai mengambil peran lebih besar dalam perdagangan internasional untuk meredam dominasi USD. ’’Tatanan ekonomi global berubah. Saya perkirakan 10 – 20 tahun lagi, Renmimbi bisa menjadi mata uang internasional,’’ ucapnya.
Beberapa pihak terlibat dalam penyusunan pidato tegas Jokowi saat membuka pertemuan kepala negara dan utusan khusus KAA kemarin. Kepala Staf Kepresidenan Luhut B. Panjaitan mengungkapkan pidato tersebut disusun bersama-sama. Mulai dari Mensesneg Pratikno, Seskab Andi Widjajanto, dan pihak Kementerian Luar Negeri. Konsep kemudian difinalisasi oleh Staf Khusus Mensesneg Sukardi Rinakit. ’’Terakhir, kemarin setengah enam sore, presiden memfinalisasi kembali,’’ beber Luhut.
Bukan hanya dari dalam negeri, menurut Luhut, tanggapan positif juga disampaikan para kepala negara peserta KAA. ’’Semua senang, Tiongkok senang, Raja Yordania. Memang harus ada sikap lah,’’ tandasnya.
Tidak khawatir akan ada reaksi balasan dari pihak-pihak yang disinggung? Mantan menteri perdagangan dan perindustrian di era Presiden Gus Dur hanya menyatakan kalau yang disampaikan presiden adalah fakta. ’’Jadi, bukan soal khawatir atau tidak,’’ tuturnya. (bil/owi/dyn/tam)