Wapres Minta Unas Diulang

Prediksi Banyak Nilai Unas Murni Rendah

Mantan Mendikbud Mohammad Nuh ikut mengomentari kasus kebocoran soal unas. Mantan rektor ITS Surabaya itu kemarin ikut mendampingi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan gelar kehormatan sebagai guru bangsa dari Universitas Prof Dr Soetomo (Beragama) Jakarta.

’’Aneh bin ajaib unas bocor. Wong sudah tidak jadi penentu kelulusan,’’ kata Nuh lantas tersenyum. Hal teknis terkait kebocoran itu, biar diselesaikan secara tuntas oleh Kemendikbud dan kepolisian.

Nuh kemudian menyoroti keberadaan dua standar kompetensi yang bakal didapat anak-anak lulusan tahun ajaran 2014/2015. Pertama adalah standar yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah sekaligus penentu kelulusan. Dan yang kedua adalah standar unas yang ditetapkan oleh Kemendikbud sebesar 55.

’’Maka status anak itu akan digantung. Sudah lulus sekolah, tetapi tidak bisa melamar pekerjaan,’’ katanya.

Jika ingin mendongkrak nilai standar nasional minimal 55, siswa yang bersangkutan harus melakukan pengulangan dalam unas 2016 nanti. ’’Bisa dibayangkan sampai unas 2016 nanti siswa itu menunggu untuk bisa bekerja. Anak lulusan SMK yang banyak langsung bekerja, bakal terkena dampak juga,’’ jelas dia.

Berdasarkan penyelenggaraan unas 2013 dan 2014, Nuh memprediksi bakal banyak siswa yang mendapatkan nilai unas kurang dari 55. Di antaranya merujuk rata-rata nilai unas murni (2014) yang hanya 6,12. Sedangkan, rata-rata nilai unas murni (2015) naik sedikit mencapai 6,35.

Nuh menerangkan dalam konsep statisik, angka di kanan dan kiri nilai rata-rata itu tidak sedikit. Artinya komposisi anak-anak peserta unas yang mendapatkan nilai di bawah dan di atas 6,35 hampir merata. Dengan jumlah peserta unas mencapai 2 juta siswa, Nuh memprediksik bakal ada ratusan ribu siswa yang mendapatkan nilai unas murni kurang dari 55.

Nasib Nilai Unas untuk SNM PTN

Kasus kebocoran soal unas yang di-upload ke Google Drive oleh oknum Perum Percetakan Negara bakal berdampak luas. Di antaranya adalah nasib nilai unas yang selama ini digadang-gadang bakal menjadi pertimbangan kelulusan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN).

Perkembangan nasib nilai unas sebagai pertimbangan kelulusan SNM PTN ini disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek-Dikti) Muhammad Nasir. ’’Saya dengan nilai unas galau betul ini. Yang di sana-sini terjadi (laporan, red) kecurangan,’’ katanya di sela rapat kerja (raker) dengan Komisi X DPR kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan