[tie_list type=”minus”]2,2 Juta Siswa SMA Sederajat Mulai Unas Hari Ini [/tie_list]
JAKARTA – Fokus urusan pendidikan hari ini (13/4) tertuju pada penyelenggaraan Ujian Nasional (Unas) 2015 jenjang SMA/MA dan SMK. Banyak yang memprediksi tensi kecemasan para siswa peserta ujian tahun ini sedikit reda. Sehingga siswa diminta fokus mengerjakan soal ujian sebaik-baiknya.
Pakar Psikologi Pendidikan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Fadhila Suralaga menjelaskan tujuan pelaksanaan ujian yang diselenggarakan oleh negara atau sekolah untuk mengukur sejauh mana capaian belajar siswa. Sejak puluhan tahun lalu, untuk menuntaskan satu jenjang pendidikan, digelar ujian akhir.
Dalam beberapa tahun terakhir, ujian akhir yang menentukan kelulusan itu diselenggarakan negara atau unas. Sehingga setiap menghadapi unas, tensi kecemasan siswa meningkat. Sebab unas berujung pada penentuan dia lulus atau tidak lulus.
’’Guru dan orangtua bahkan juga ikut mendorong siswa masuk dalam kondisi stres,’’ ujar dia di Jakarta kemarin.
Orangtua menekan anaknya untuk mendapatkan nilai setinggi-tingginya. Di antaranya supaya bisa diterima di perguruan tinggi yang dianggap para orangtua sebagai kampus terbaik.
Namun, menurut perempuan yang juga menjadi wakil rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, pemerintah tahun ini sepertinya mulai membaca situasi. Di antaranya adalah tidak menjadikan unas sebagai syarat atau penentu kelulusan siswa.’’Jadi sepertinya tensi kecemasan siswa dalam unas tahun ini sedikit reda,’’ jelas dia. Sehingga dia berharap siswa lebih berfokus mengerjakan unas sesuai dengan kemampuan sendiri.
Fadhila menjelaskan selama unas menjadi penentu atau pertimbangan kelulusan, maka siswa akan menganggapnya sebagai momok. Unas kemudian juga dipakai sejumlah pihak sebagai indikator harga diri. ’’Unas menjadi akhir dunia. Jika tidak lulus dunia terasa tamat,’’ tandasnya.
Dia berharap tekanan-tekanan seperti ini sudah tidak ada lagi dalam Unas 2015 di semua jenjang pendidikan.
Kepala SMA Negeri 3 Jakarta Retno Listyarti menuturkan tidak ada wejangan khusus kepada guru-guru yang hari ini menjadi pengawas ruang ujian. Dia menuturkan unas adalah hajatan rutin tahunan pemerintah.
Namun karena sudah dianggap rutinitas, Retno mengatakan kembali mengingatkan kedisiplinan dan ketilitan para pengawas ruang ujian. ’’Pesan saya jangan ngentengin (meremehkan, Red),’’ jelas dia.