Adian Ngalor Ngidul

Ditanya Najwa Mewakili Rakyat Atau Partai

COBLONG – Kinerja anggota DPR RI selama lima bulan terakhir belum ‘terlihat’. Hal ini membuat masyarakat Indonesia penasaran. Sebab, untuk menyiapkan 560 kursi DPR RI, tidak sedikit uang rakyat yang sudah digunakan. Untuk proses pemilu legislatif saja menghabiskan dana Rp 16 triliun.

Mewakili rasa penasaran masyarakat, broadcaster tersohor Najwa Shihab langsung menanyakan hal ini kepada Adian Napitupulu dari fraksi PDIP DPR RI. Namun, Adian menjawab, menurut dia selama lima bulan ini program DPR RI belum ada yang berjalan dengan benar karena adanya konflik di intern DPR RI. ’’Belum ada apa-apanya karena sempat ada konflik yang terjadi selama 65 hari,’’ katanya.

Di saat yang sama, Najwa balik bertanya kepada Adian. ’’Sebagai Dewan Perwakilan Rakyat, anda mewakili rakyat atau partai?,’’ tanya najwa. Namun, Adian tidak mampu menjawab secara langsung. Dia beretorika dan menyatakan bahwa dirinya berada di DPR mewakili partai. ’’Saya mewakili partai. Partai politik adalah organisasi tertinggi dibawah negara, masyarakat tidak akan bisa menjadi apa-apa jika tidak bergabung dengan partai politik,’’ ujar mantan aktivis itu.

Ruhut menjawab dengan bahasa yang lain. ’’Kita memang mewakili partai, tapi ini DPR. Kerja kita adalah mewakili rakyat,’’ jawabnya. Okky dari fraksi PPP memiliki pandangan lain. Dia menyalahkan media karena tidak memberitakan kebaikan yang sudah dilakukan DPR. ’’Media tidak pernah memberitakan ketika kita melakukan kebaikan. Media hanya meliput kesalahan-kesalahan kita saja,’’ tuturnya.

Aksi saling menimpali itu terjadi di atas panggung Mata Najwa on Stage yang diselenggarakan di Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, kemarin (13/3). Penyelenggara mengundang mahasiswa dari tujuh universitas untuk berpartisipasi dalam ‘Sidang Rakyat’ ini.

Dalam sidang rakyat itu, seluruh penonton merupakan bagian dari peserta sidang, disediakan beberapa microphone yang tersebar di tengah-tengah bangku penonton. Agar penonton yang berstatus rata-rata mahasiswa dapat melakukan interupsi kepada para narasumber.

Metro TV selaku penyelenggara menghadirkan 10 anggota DPR RI dari fraksi yang berbeda. Narasumber dibagi menjadi dua, ‘wajah lama’ dan ‘wajah baru’. Perbedaannya adalah jika ‘wajah lama’ adalah mereka yang sudah lebih dari satu periode menduduki kursi dewan. Sedangkan, ‘wajah baru’ adalah mereka yang baru terjun menjadi wakil rakyat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan