Pelemahan tajam rupiah juga mendapat perhatian serius Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena itu, begitu tiba dari kunjungan kerja selama tiga hari di Nanggroe Aceh Darussalam kemarin, Jokowi langsung memanggil para menteri ekonomi dan BI untuk membahas nasib rupiah.
Menurut Jokowi, pelemahan nilai tukar mata uang terhadap USD saat ini merupakan fenomena global. Artinya, hampir semua mata uang dunia melemah terhadap USD. ”Jadi, semua negara mengalami ini (pelemahan mata uang, Red),” ujarnya setelah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma tadi malam.
Saat ini semua mata memang tengah tertuju pada tren perbaikan ekonomi Negeri Paman Sam, termasuk rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengerek suku bunga. Akibatnya, para pemilik dolar pun berbondong-bondong menarik dananya dari berbagai negara untuk dibawa kembali ke AS. ”Makanya, semua negara terkena imbasnya,” kata presiden.
Meski begitu, Jokowi meminta semua pihak tetap tenang. Dia menyebutkan, di tengah gejolak pasar uang global, ekonomi domestik Indonesia masih mencatat kinerja yang solid. Indikasinya, indeks harga saham menguat, obligasi masih banyak peminat, dan reformasi subsidi BBM membuat ruang fiskal dalam APBN kian kuat. ”Saya sampaikan, fundamental (ekonomi) kita masih baik,” ucapnya. (ken/dee/owi/dyn/c9/kim/rie)