Pemberlakuan Aturan Distribusi Tertutup Mendesak
JAKARTA – Aturan soal distribusi tertutup elpiji 3 kg makin mendesak untuk diterapkan. Sebab, kajian PT Pertamina (Persero) menunjukkan bahwa kebanyakan pengguna gas dalam tabung hijau itu orang mampu. Dari jatah 2015 sebanyak 5,707 juta metrikton (mt) elpiji bersubsidi, tidak sampai separo yang dinikmati masyarakat bawah.
Saat dihubungi Jawa Pos (Induk Bandung Ekspres), Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, produk subsidi seharusnya tidak dinikmati seluruh orang. Meski stok saat ini melimpah, anggaran subsidi Rp 28 triliun yang disediakan bukan untuk masyarakat mampu. ’’Mohon dipahami, elpiji 3 Kg hanya untuk rakyat miskin,’’ ujarnya.
Namun, program yang berlangsung sejak 2005 itu dinilai semakin tidak sesuai sasaran. Padahal, konsumsi setahun rata-rata 5,2 juta mt. Kalau hanya melihat angka, serapannya terkesan tinggi. Tetapi, menurut pria yang akrab disapa Abe tersebut, itu tidak merefleksikan sasaran subsidi yang sebenarnya.
’’Total konsumsi elpiji untuk masyarakat miskin dan pedagang kecil sekitar 1,7 juta mt-1,9 juta mt,’’ terangnya.
Dia memastikan tidak asal mengeluarkan angka. Penjabaran Abe berasal dari kisaran orang miskin Indonesia sebesar 40 juta jiwa. Dari angka itu, diperkirakan terdapat 12 juta kepala keluarga miskin.
Nah, kalau setiap bulan mereka menggunakan tiga tabung elpiji 3 kg, setahun total konsumsi mereka adalah 1.296 juta kg gas atau 1,3 juta mt. Lantas, penggunaan elpiji 3 kg untuk pedagang kaki lima berkisar 400 ribu mt-600 ribu mt per tahun. ’’Padahal, konsumsi per tahun elpiji 3 kg sekitar 5,2 juta mt,’’ jelasnya. Merujuk data itu, berarti 3,300 juta mt tidak dinikmati rakyat miskin.
Sebagaimana diketahui, setiap tabung melon mendapat subsidi Rp 5 ribu per kg. Distribusi tidak tertutup mengakibatkan subsidi Rp 16,5 triliun meleset dari sasaran.
Mengenai hal itu, Pertamina tidak bisa berbuat banyak. Sebagai penyalur, Pertamina hanya bisa mengikuti aturan main yang dikeluarkan pemerintah. Selama aturan masih menyebut elpiji 3 kg boleh digunakan rumah tangga, itu berarti masih berpotensi terjadi penyalahgunaan. ’’Masalahnya, rakyat miskin mana yang perlu dikasih?” tuturnya.