CIDADAP – Sebanyak 25 seniman muda asal Bandung terlibat dalam Pameran Sotoys. Pameran yang berlangsung hingga Sabtu (7/3) mendatang ini menampilkan mainan-mainan lucu, namun sekaligus seram.
Kata Sotoys sendiri merupakan akronim. Yakni, Self Original Toys. Akronim ini bisa dibilang ungkapan yang tidak baku dalam menilai dan memahami karya toys bagi setiap peserta yang terlibat dalam pameran kali ini. Sotoys juga bisa menjadi sebuah pelesetan dari kata sotoy yang artinya ‘sok tau’ atas pembuatan karya toys-nya.
Sebab, kelompok ini menganggap bahwa karya seni bisa juga berangkat dari ketidaktahuan ‘Sotoys’ yang menghasilkan pengetahuan. Jika diamati, karya toys akan selalu diasumsikan dengan hal-hal yang berdekatan dengan seni urban. Uniknya, pada kesempatan ini peserta yang terlibat memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Seperti, street artist yang karya-karyanya bertebaran di jalanan.
Secara detil, karya dalam pameran Sotoys ini melewati luasnya sudut pandang. Sehingga, menimbulkan perspektif yang luas pula. Pameran ini diisi pula oleh para desainer produk yang berkonsentrasi pada karya seni terapan, pekerja seni yang konsisten pada karya patung, hingga artist yang biasa berkarya dengan macam media di ruang formal seperti galeri.
Artist yang terlibat di antaranya Buddy, Riandi, Pradipta Korma, Tresna Indianasari, Rizky Zakaria, Aceng, Angga Btg, Yudha, Yeyeyeagh, dan Semproel. Kemudian, Dylan M, Samuel, sammy, Addy Debil, Rifky M. Isa, Muldan Pribadi, Classic, Riono, Bilal Boyd, Coma, Ops, Singgih, Dikdik, dan Mamet.
Selain pameran mainan, event ini juga menggelar acara musik. Pembukaan pada Sabtu (28/2) lalu diisi oleh After Ashar dan TRL. Ada pula bazaar dan live sculpting dari Yeyeyeagh. Rencananya, di hari terakhir pameran (7/3), akan diadakan bincang-bincang karya peserta pameran pada pukul 16.15. (rls/tam)