NGAMPRAH – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat (KBB) bersama Hiswana Migas sidak ke Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat. Hal ini sebagai buntut isu harga gas elpiji 3 kilogram yang melambung hingga Rp 40.000 per tabung gas.
Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag KBB Ricky Riyadi menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Hiswana Migas setelah adanya informasi dan berita yang dimuat di media soal kenaikan harga yang berlebihan. ’’Saya dapat informasi itu (harga Rp 40.000). Setelah mendengar informasi itu, kita langsung berkoordinasi dengan Hiswana Migas,” terang Ricky kepada wartawan, di Ngamprah, kemarin (27/2).
Ricky menambahkan, selain berkoordinasi dengan Hiswana Migas, dirinya juga melakukan koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan untuk turun ke lapangan mencari penyebab kenaikan hingga Rp 40.000. ’’Memang normalnya harga gas elpiji di Rongga Rp 25.000 hingga Rp 27.000. Kita upayakan agar harga tetap normal,’’ terangnya.
Ricky menyatakan, terkait kelangkaan gas, pihaknya juga meminta kepada Hiswana Migas untuk menambah pasokan gas. ’’Kita harapkan dalam waktu dekat pasokan gas dapat ditambah,” ujarnya.
Ricky menjelaskan, kuota atau kebutuhan gas elpiji 3 kilogram di wilayah Bandung Barat sebanyak 900 ribu tabung gas setiap bulan. Terkait adanya kenaikan harga, rencananya penambahan gas dari Hiswana Migas satu kali lipatnya. Misalkan seseorang biasanya menjual hanya 100 gas per hari. Setelah ditambah kuota bakal menjadi 200 gas per hari agar masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan gas.
Disinggung apa penyebab langkanya gas tersebut, Ricky memprediksi, kelangkaan gas akibat banyaknya orang yang biasa menggunakan gas 12 kg beralih menggunakan gas 3 kg. ’’Kemungkinan besar banyaknya pengguna gas yang beralih ke gas 3 kilogram. Sehingga stok di lapangan habis,’’ ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Camat Rongga Herman Permadi mengatakan, mahalnya harga gas tersebut banyak disesalkan sejumlah masyarakat di Rongga. Pasalnya, harga seperti itu dinilai berlebihan dan sulit dijangkau oleh masyarakat bawah.