Kondisi Bangunan Rumah Memprihatinkan

Keluarga Caca Mulai Terserang Gangguan Pernafasan

SAMBUNGAN: Penghasilan satu Bulan Tak Mencukupi

tim dokter saat memeriksa kondisi fisik di rumah keluarga caca sukarsa - bandung ekspres
TES KESEHATAN: Tim Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) saat memerikasa Umih (45) warga Gang Sakola RT02/07, Blok Sakola, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi yang menempati rumah tidak layak huni.

CIMAHI – Memprihatinkan. Barangkali inilah kata yang tepat menggambarkan kondisi rumah keluarga Caca Sukarsa, (53) dan Umih, (45) warga Gang Sakola RT02/07, Blok Sakola, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Betapa tidak, mereka tinggal di sebuah rumah dengan kondisi bangunan yang hampir roboh.

Meski berlantai dua, tetapi dinding tembok terlihat seadanya. Parahnya, langit-langit rumah dengan bahan triplek sebagian nampak lapuk dan bolong.

Malahan bukan hanya itu, dinding di kedua sisinya rumah yang menumpang diantara dinding tetangga nampak celah yang memungkinkan air masuk saat hujan turun. ”Bahkan air juga menetes dari atap-atap seng yang sudah pada bolong,” kata Caca saat ditemui wartawan.

Sembilan tahun lalu, Caca mengaku sempat mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Cimahi. Namun, renovasi itu hanya dibagian-bagian tertentu. ”Pernah di renovasi tapi hanya sebagian saja, seperti sekarang inilah,” katanya.

Selain bersama istri, Caca sendiri tinggal bersama 14 anak, 1 menantu, 1 cucu serta 1 keponakan. Setiap harinya, untuk memenuhi kebutuhan hidup, Caca kerap menjadi petugas ronda di komplek Pharmindo yang tak jauh dari rumahnya. Selain itu, juga berprofesi sebagai pengurus sampah.

Boro-boro mikiran renovasi bumi, kanggo tuang sadayana oge sesah mung Rp 500 rebu sasasih (Jangankan buat renovasi rumah, makan untuk se-keluarga saja sulit, hanya Rp 500 ribu penghasilan satu bulannya),” katanya.

Dari hasil gajinya mengangkut sampah dan menjadi petugas ronda, Caca harus pandai-pandai membagi uangnya untuk menafkahi istri dan keluarganya. Meski dibantu Koko, (25) anak pertamanya, namun penghasilan Koko sebagai tukang tetap tak mencukupi.

”Hanya sebesar Rp 300 ribu per bulan dan masih belum banyak membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga,” ucapnya.

Sementara itu, disaat yang bersamaan Tim Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) melakukan pemeriksaan kesehatan keluarga tersebut. Dari hasil pemeriksaan itu, Ketua Kesira dr Irma menyatakan, dengan kondisi rumah yang sempit seperti ini, biasanya berdampak pada kesehatan keluaraga, seperti pernapasan dan penyakit kulit.

Tinggalkan Balasan