Buntut Kericuhan saat Pelaksanaan Pengukuhan
BANDUNG – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat akan lebih memprioritaskan atlet dan pelatih terkait kisruh yang terjadi di cabang olahraga balap sepeda. Seperti diketahui, kericuhan mewarnai pelaksanaan pengukuhan Pelatda PON XIX cabang olahraga balap sepeda, Minggu (22/2) lalu.
Wakil Ketua I Bidang Organisasi KONI Jabar, M Budhiana menuturkan, pihaknya mendelegasikan Satuan Pelaksana (Satlak) Patriot Emas untuk melakukan pengukuhan atlet dan pelatih cabang olahraga balap sepeda untuk persiapan menghadapi PON XIX/2016.
”Jadi tidak benar jika pada acara tersebut tidak dihadiri perwakilan KONI Jabar. Kami sudah menunjukkan rasa tanggungjawab dengan mengutus Satlak Patriot Emas,” ujar Budhiana saat ditemui wartawan di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran 37A, Kota Bandung, kemarin (23/2).
Selain itu, KONI Jabar pun akan lebih memprioritaskan penyelamatan atlet dan pelatih untuk persiapan PON XIX/2016. Untuk itu, pelaksanaan pelatda cabang olahraga balap sepeda akan langsung ditangani oleh KONI Jabar, dalam hal ini melalui Satlak Patriot Emas dibawah Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jabar.
”Karena sesuai dengan AD/ART, KONI berhak mengambil alih kepengurusan cabang olahraga yang tengah dilanda masalah internal. Karena itu pelaksanaan pelatda cabang olahraga balap sepeda akan ditangani KONI Jabar,” tegasnya.
Budhiana menambahkan, pengambilalihan pelaksanaan Pelatda PON XIX/2016 cabang olahraga balap sepeda akan dilakukan KONI Jabar hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Dalam hal ini, KONI Jabar akan melihat kondisi keorganisasian didalam tubuh kepengurusan ISSI Jabar.
”Pada Maret ini akan digelar Munaslub ISSI Pusat, dan usai itu dilanjutkan dengan pembenahan organisasi ISSI di Jabar melalui musdalub. Bisa saja pelaksanaan pelatda kita serahkan ke kepengurusan ISSI hasil musdalub tersebut. Tapi kita akan lihat dulu sisi psikologis atlet dan pelatih serta kondisi keorganisasiannya,” terangnya.
Kekisruhan dalam kepengurusan ISSI Jabar, lanjutnya, diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi bagi seluruh kepengurusan cabang olahraga di Jabar. Pasalnya, kondisi keorganisasian sebuah cabang olahraga secara tidak langsung akan berdampak pada konsentrasi atlet dan pelatih yang tengah mempersiapakn diri ‘berperang’ di kancah multieven olahraga nasional empat tahunan.