JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, harga properti residensial naik pada kuartal pertama tahun ini. Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengungkapkan, indeks harga properti residensial secara kuartalan masih naik 0,89 persen. Namun, kenaikannya melambat daripada kuartal keempat tahun lalu yang tercatat 1,54 persen.
’’Kenaikan harga yang melambat diperkirakan terjadi pada semua tipe rumah. Kecuali rumah tipe kecil yang naik lebih tinggi, yakni 1,29 persen. Berdasar wilayah, kenaikan harga rumah yang melambat diperkirakan terjadi di Balikpapan dan Jabodebek-Banten,’’ ujarnya kemarin (13/2).
Melambatnya kenaikan harga properti residensial juga terjadi secara tahunan (yoy). Pada kuartal pertama tahun ini, harga properti meningkat 5,70 persen (yoy) atau lebih rendah ketimbang kuartal tahun sebelumnya 6,29 persen.
’’Dilihat berdasar tipe bangunan, perlambatan kenaikan harga diperkirakan terjadi pada semua tipe rumah, terutama yang besar. Berdasar wilayah, perlambatan kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi di Jabodebek-Banten,’’ jelasnya.
Berdasar hasil survei harga properti residensial, sebagian besar konsumen berpendapat bahwa faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis properti adalah kenaikan suku bunga KPR (22,46 persen). Lalu, terdapat juga kenaikan harga bahan bangunan (20,12 persen), uang muka rumah (17,41 persen), dan biaya perizinan (14,19 persen).
Pada kuartal keempat tahun lalu, harga properti residensial meningkat lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya. Tercatat, survei harga properti residensial di 16 kota meningkat 1,54 persen (qtq) atau lebih tinggi daripada 1,46 persen pada kuartal sebelumnya. Menurut dia, faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial adalah lonjakan harga bahan bangunan, melejitnya harga BBM, dan upah pekerja. Secara kuartalan (qtq), peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe besar.
’’Berdasar wilayah, Balikpapan mencatat kenaikan harga paling tinggi,’’ ucapnya. Sementara itu, secara tahunan (yoy), harga properti residensial mengalami kenaikan yang melambat. Peter menuturkan, pertumbuhan harga properti residensial secara tahunan mencapai 6,29 persen (yoy) atau lebih rendah daripada kuartal ketiga tahun lalu, yakni 6,53 persen (yoy). Menurut dia, peningkatan penjualan terutama terjadi pada rumah tipe kecil. ’’Hal ini sejalan dengan melambatnya kenaikan harga rumah tipe kecil pada kuartal IV 2014,’’ paparnya.