RIDWAN Kamil menganggap peran pemerintah dalam menciptakan perubahan hanya 25 persen. Sisanya menjadi milik pebisnis, organisasi masyarakat, dan media.
Karenanya, pria yang menjabat sebagai Walikota Bandung sejak 23 Juni 2013 itu sadar betul bahwa dirinya tidak bisa sendirian membangun Kota Kembang.
“Berdasar teori kekuasaan, kontribusi pemerintah dalam perubahan hanya seperempat,” kata Emil, panggilan Ridwan Kamil, saat presentasi mengenai smart city di pusat budaya Amerika Serikat @america, Pacific Place, Jakarta.
Dengan dasar tersebut, wali kota 43 tahun itu lebih mendorong kolaborasi di antara sejumlah elemen tersebut.
“Kita harus meminimalkan kompetisi dan memperbanyak kolaborasi dalam segala aspek,” kata wali kota yang berlatar belakang arsitek tersebut.
Jurus kolaborasi itu pula yang membuat Bandung kini menyiapkan 150 aplikasi layanan masyarakat di smartphone. Dengan aplikasi tersebut, pemerintah Kota Bandung bisa melayani warga tanpa harus bertatap muka.
Bandung juga menyiapkan 5 ribu titik wifi agar semakin banyak warganya yang terkoneksi dengan internet.
“Saya ini paham, Bandung ini kota yang jomblonya banyak, tapi fakir kuota internet. Kalau nggak dikasih banyak wifi gratis, bisa-bisa baca berita hanya judulnya saja,” katanya, lantas disambut tawa para hadirin. (dee/c11/sof)