JABAR EKSPRES – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan pentingnya perubahan pola pikir dalam mengelola sampah. Menurutnya, pendekatan lama sudah tak lagi memadai di tengah krisis lingkungan yang kian mendesak.
“Kita perlu masuk ke paradigma baru: sampah hari ini adalah tanggung jawab kita hari ini juga,” ujar Farhan saat menghadiri kegiatan bersih-bersih di Kecamatan Astana Anyar, Sabtu (19/4/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif River Clean Up Indonesia yang melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari perguruan tinggi seperti Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung, komunitas, lembaga pemberdayaan masyarakat, Karang Taruna, hingga aparat kelurahan dan kecamatan.
Farhan mengkritik slogan lama seperti “buang sampah pada tempatnya” yang dinilainya tidak lagi relevan. Ia menekankan bahwa sampah tetap menumpuk dan mencemari lingkungan, terutama sungai, meski sudah dibuang ke tempatnya.
“Setiap hari kita memproduksi sampah dan sampah itu tidak akan hilang sendiri. Maka kita sendiri yang harus membersihkannya,” kata Farhan.
Ia juga memaparkan target jangka menengah Pemerintah Kota Bandung, yakni mendorong tujuh kelurahan di Kecamatan Astana Anyar untuk mandiri dalam pengelolaan sampah. Farhan optimistis jika seluruh RW dapat berpartisipasi, maka beban sampah kota bisa dikurangi hingga 500 ton per hari.


Dalam kesempatan yang sama, Country Lead River Clean Up Indonesia, Egar Anugrah, menyebut kegiatan ini telah dilakukan rutin sejak 2021. Di Bandung, kegiatan bersih-bersih sungai dan permukiman dilakukan setiap bulan.
“Bukan hanya bersih-bersih, tapi juga edukasi dan kolaborasi jangka panjang. Kita ingin warga memahami akar masalahnya dan terlibat dalam solusinya,” ujar Egar.
BACA JUGA:Farhan Sorot Pengolahan Sampah di Babakan Siliwangi
River Clean Up tengah mengembangkan inovasi alat pembersih sungai dan sistem monitoring berbasis internet optik bersama Polman. Teknologi ini diharapkan bisa membantu pemetaan kondisi sungai secara real-time dan memperkuat tanggap bencana.