Pemilik PT. Satya Sumba H. Satja Natapura SH selaku promoter kegiatan menjelaskan, dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat mendongkrak percepatan perbaikan kondisi Sungai Citarum.
’’Kata wagub ini masih kotor belum bersih, anggaran tidak cukup karena pemerintah belum bisa memberikan bantuan lagi. Sekarang saya usul kepada wagub, bagaimana kalau untuk program ini menghibahkan dana khusus untuk Sungai Cikacembang 10 M saja,’’ pintanya.
Dia menjelaskan, Citarum bukan penyebab kerusakan tapi korban kerusakan. ’’Justru anak-anak sungainya yang harus dibenahi. Kalau Citarum yang dikerjakan, saya rasa Citarum tidak selesai-selesai. Karena cerita pencemaran Citarum ini sudah puluhan tahun hingga sekarang belum habis. Makanya sekarang kita coba membuat terobosan dari awal. Lokakarya ini bertujuan yang tidak ada menyempurnakan yang sudah ada, saya siap ke depan menggandeng pemimpinnya untuk menanggulangi lingkungan di sekitar kita. Memang ini tidak sempurna, tapi ini lebih baik dari pada tidak berbuat sama sekali,’’ ucapnya.
Sementara itu. Perwakilan dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Dewi. N menyampaikan, kondisi Majalaya ini memang sangat memprihatinkan, tergantung pada adanya keterkaitan hulu dengan hilir. ’’Seperti contoh pengelolaan sungai Cikecembang. Adanya keterkaitan penyedia air bersih dengan pemanfaat jasa air dan lingkungan, disamping keterlibatan pihak yang bisa dipercaya sehingga menghasilkan konpensasi atau imbal jasa kepada pengelola. Kerusakan tata air kita sudah banyak terasa di beberapa daerah, bukan salah airnya tapi salah kita sendiri karena tidak bisa mengelola air dengan baik, 45 juta penduduk Jawa Barat terlibat kerusakan lingkungan. Rusak bukan karena lingkungan sendiri tapi karena kita, lahan kritis, disebabkan perambahan hutan,’’ kata Dewi.
Solusinya, kata dia, bisa dengan melaksanakan penanaman pohon, melindungi air supaya tidak tercemar, serta menciptakan keindahan lingkungan. ’’Dengan begitu, bagi mereka yang mempunyai industri di sini harus memiliki alat untuk pembersih air. Air Citarum banyak dimanfaatkan oleh ribuan juta orang, maka air sungai harus dijaga dengan bersih,’’ ujarnya.
Konsultan Ridwan Subrata menyoroti, pemerintah saat ini sedikit frustasi karena industri tidak komit terhadap pengolahan limbah, padahal mengolah air sungai itu sangat sulit. ’’Dengan begitu, kita harus bisa memanfaatkan kelompok masyarakat. Industripun harus ada kerjasama positif dengan masyarakat, padahal banyak potensi yang diambil dari industri seperti pemanfaatan limbahnya. Ini yang kita atur kembali antara industry dengan masyarakat, supaya bisa dioptimalkan kembali,’’ imbuh Ridwan. (mg16/far)