Dinding bagian depan Bareskrim kemarin dipasangi banner berukuran 1,5×2 meter. Dalam baliho tersebut terpampang foto Budi berseragam dinas, lengkap dengan pangkat bintang tiga di pundak. Banner tersebut bertuliskan, Welcome to Bareskrim, to protect and serve for justice and humanity.
Dengan naik pangkatnya Budi, otomatis dia resmi masuk bursa calon kapolri apabila Jokowi hendak membatalkan pelantikan BG. ’’Sebab, calon Kapolri berasal dari Jenderal bintang tiga. Anggota Kompolnas M. Nasser membenarkan hal tersebut. Menurut dia, Kompolnas sudah mengantongi rekam jejak Budi.
’’Kami sudah intensif memantau dia sejak jadi kapolda Gorontalo,” tutur Nasser saat dikonfirmasi kemarin. Perlakuan serupa juga diberikan kepada seluruh Kapolda. Sebab, dalam beberapa tahun ke depan sebagian dari mereka akan menjadi calon Kapolri. Meski begitu, pihaknya tetap akan melacak seluruh latar belakang Budi, semenjak dia menjadi bagian korps Bhayangkara.
Sinyal istana akan membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai kapolri makin kencang. Meski belum mengungkapkan secara gamblang keputusan seperti apa yang akan disampaikan presiden minggu depan, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto tidak membantah pernyataan yang sempat disampaikan Ketua Tim Independen Syafii Maarif.
’’Pembicaraannya pribadi antara presiden dan Syafii Maarif. Kemudian Pak Syafii yang mengungkapkan ke publik,’’ kata Andi di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (4/2).
Tidak ada bantahan yang disampaikan menteri yang ada di lingkar utama presiden tersebut. Dia hanya menyatakan kalau poin yang disampaikan ketua Tim Independen bentukan Jokowi khusus menyikapi polemik KPK-polri tersebut, adalah tangkapan yang bersangkutan atas hasil komunikasi bersama presiden.
Di depan peserta sebuah acara seminar di Jogjakarta, kemarin, mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu mengungkap kesimpulan dari hasil komunikasinya dengan presiden. Tentu saja, terkait kepastian dilantik tidaknya BG sebagai kapolri. Pada kesempatan itu, secara garis besar, Buya Syafii sapaan akrabnya- menyatakan, kalau presiden batal melantik tersangka KPK tersebut.
Lalu, kenapa presiden masih harus menunggu hingga minggu depan? Andi menyatakan kalau hal tersebut sepenuhnya merupakan kalkulasi politik dari Jokowi. ’’Kalkulasi (politik) presiden itu,’’ tegasnya.