Pasar Gedebage Punya Biodigester Raksasa

Namun, perhitungan rekayasa pengelolaan sampah terpadu ini belum dapat digunakan dalam skala besar. Karena, kapasitas tabungnya hanya bisa menampung dua ton sampah per hari. Sehingga, persebaran gas hanya dapat digunakan untuk warga pasar.

Dari dua ton sampah itu, terkonversi untuk bahan bakar genset sebanyak 10 ribu Watt. Sehingga, hanya dapat memenuhi konsumsi listrik warga pasar saja. Selain, menghasilkan satu kibik slurry per hari.

Disinggung tentang biaya pembangunan, Adji menyebutkan, besaran dana yang dikeluarkan mencapai Rp 1,6 miliar. Digesternya sendiri memakan biaya sekitar Rp 1,4 milir. ’’Sisanya, untuk pajak dan sewa tempat juga,’’ ungkapnnya.

Menurut Adji, pembangunan biodigester terbesar pertama ini, merupakan projek hibah dari Asian Development Bank (ADB) dan Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KemenhutLH). Sebagi salah satu upaya mengurangi pencemaran sungai Citarum. ’’Karena, salah satu polusinya adalah limbah sampah,’’ tuturnya.

Pembangunan biodigester itu tidak sekedar program pembuatan saja. Tetapi juga, program yang berkelanjutan. Atas kerjasama LPTT dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar. (mg2/far)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan